Beberapa sumber lemak sering digunakan dalam susu formula, termasuk susu sapi atau susu kambing. Selain itu, minyak nabati seperti kelapa sawit, bunga matahari atau lobak, ditambah asam lemak juga kerap ditambahkan dalam pembuatan susu formula.
Salah satu asam lemak yang disebut DHA (asam docosahexaenoic, sejenis lemak omega-3), diyakini berperan penting dalam perkembangan bayi. Oleh karena itu, DHA kini menjadi bahan wajib susu formula di Uni Eropa.
Dalam ASI, karbohidrat utama adalah laktosa. Dalam susu formula, laktosa biasanya ditambahkan ke dasar susu bubuk skim dan ditambah mmaltodextrin(karbohidrat yang berasal dari jagung atau kentang).
Baca Juga: Partai Bulan Bintang, Daftaran Bakal Calon Anggota DPRD Kabupaten ke KPU Banjarnegara
Di Inggris, glukosa tidak dikonsumsi secara rutin, tetapi di Amerika Serikat, glukosa seperti sirup jagung, biasa digunakan. Penggunaan gula ini meningkatkan risiko kerusakan gigi pada bayi ketika gigi mereka tumbuh.
Protein utama ASI adalah whey (salah satu jenis protein utama yang terkandung dalam produk susu) dan kasein, yang berubah secara proporsional seiring pertumbuhan bayi, ditambah lactoferrin yang ditemukan pada konsentrasi yang lebih tinggi dalam kolostrum.
Kuantitas dan komposisi protein berbeda dalam formula berdasarkan susu sapi dan kambing, yang memiliki rasio kasein terhadap whey lebih tinggi daripada susu manusia. Susu formula juga mengandung campuran vitamin (termasuk A, D, B dan K), mineral seperti kalsium, magnesium, besi, seng dan banyak elemen lainnya. Sayangnya, susu formula juga bisa mengandung bahan tersembunyi dan tidak diinginkan, seperti polutan dan zat beracun.
Terkontaminasi logam berat