Sejarah Tahun Kabisat, Inilah Alasan Kenapa Tanggal 29 Februari Terjadi 4 Tahun Sekali, Simak Penjelasannya...

- 27 Februari 2024, 23:54 WIB
Ilustrasi tanggal 29 Februari 2024. Sejarah Tahun Kabisat, Inilah Alasan Kenapa Tanggal 29 Februari Terjadi 4 Tahun Sekali, Simak Penjelasannya...
Ilustrasi tanggal 29 Februari 2024. Sejarah Tahun Kabisat, Inilah Alasan Kenapa Tanggal 29 Februari Terjadi 4 Tahun Sekali, Simak Penjelasannya... /

BANJARNEGARAKU.COM - Jika kalian biasanya melihat bulan Februari hanya ada 28 hari, namun pada tahun 2024 terdapat penambahan 1 hari sehingga kita melihat adanya tanggal 29 Februari di kalender. Sehingga kalian akan menyadari ada perbedaan jumlah hari alias tanggal di bulan Februari 2024 ini.

Teristimewana hal seperti ini bakal terjadi 4 tahun sekali dan hal ini disebut dengan tahun kabisat. Apa itu tahun kabisat? Artikel ini akan memberikan penjelasan sejarah dan alasan kenapa tanggal 29 Februari terjadi 4 tahun sekali.

Baca Juga: 3 Tahun Tiwi Dono Memimpin Purbalingga, Birokrasi Semakin Bersih, Profesional dan Melayani

Dikutip banjarnegaraku.com dari PikiranRakyat-Depok.com, tahun kabisat adalah tahun dengan 366 hari kalender, bukan 365 hari seperti normalnya tahun-tahun lainnya.

Ternyata, tahun kabisat terjadi setiap tahun keempat atau empat tahun sekali dalam kalender Gregorian, kalender yang digunakan oleh sebagian besar dunia. Hari tambahan dalam tahun kabisat terjadi pada tanggal 29 Februari, dimana hal ini tidak ada pada tahun non-kabisat.

Sehingga, untuk tahun kabisat sendiri adalah tahun yang habis dibagi empat, misalnya 2020 dan 2024. Namun ada pengecualian tahun kabisat di beberapa tahun seratus tahun (abad) yakni tahun yang habis dibagi 100 dan tidak habis dibagi 400 misalnya 1900.

Baca Juga: Ternyata! Perhitungan Tanggal 29 Februari Ada Kisah dan Sejarahnya, Karena Terjadi 4 Tahun Sekali...

Inilah Sejarah Tahun Kabisat

Sebuah ide tahun kabisat dimulai pada tahun 45 SM ketika kaisar Romawi Kuno Julius Caesar menetapkan kalender Julian, yang terdiri dari 365 hari yang dipisahkan menjadi 12 bulan yang masih kita gunakan dalam kalender Gregorian.

Selanjutnya, pada kalender Julian mencakup tahun kabisat setiap empat tahun tanpa pengecualian dan disinkronkan dengan musim di Bumi berkat "tahun terakhir kebingungan" pada tahun 46 SM, yang mencakup 15 bulan dengan total 445 hari, menurut University of Houston.

Halaman:

Editor: Dian Sulistiono

Sumber: Pikiranrakyat-Depok.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x