Tak Takut! Warga Kebumen Ini Justru Minta Selfie saat Ketemu Pocong, Kok Bisa...

- 24 April 2022, 07:34 WIB
Warga Kebumen meminta selfi saat ketemu dengan pocong
Warga Kebumen meminta selfi saat ketemu dengan pocong /Teguh/Banjarnegaraku

BANJARNEGARAKU - Tak takut, warga Desa Klopogodo, Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen, justru minta selfie saat ketemu dengan pocong.

Pocong ini justru jadi pusat perhatian masayarakat Desa Klopogodo, Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen, mereka tak takut, justru malah banyak yang meminta selfi saat ketemu dengan pocong tersebut.

Ya.. Pocong ini ternyata merupkan peserta lomba musik bangunkan sahur yang dilaksanakan di Desa Klopogodo, Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen.

Baca Juga: Contoh Soal Ulangan Kenaikan Kelas UKK Kelas 5 SD MI Tema 6, Lengkap dengan Kunci Jawaban

Salah satu peserta lomba musik bangunkan sahur ternyata ada yang menggunakan kostum pocong, sehingga jadi pusat perhatian dan banyak dari warga yang justru meminta selfi.

Lomba musik bangunkan sahur kali kedua dilaksanakan pasca masa pandemi di Desa Klopogodo, Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen.

Lomba ini digagas oleh Karang Taruna (katar) desa Klopogodo dalam program kerjanya di bulan ramadhan ini dengan mengusung tema “Muda Berkarya, Berani Menginspirasi dan Mengeksekusi”.

Tidak hanya itu, katar juga melaksanakan sholat tarawih keliling dibeberapa masjid dan mushola di desa Klopogodo, bagi Tajil dan abid sebagai puncak kegiataan di malam takbiran nanti.

Baca Juga: Kurikulum Merdeka! Kunci Jawaban Kelas 4 IPAS Halaman 9 10 12 13 14 Topik B: Fotosintesis Penting di Bumi

Sebelum lomba musik bangunkan sahur dimulai diawali dengan sholat isya dan tarawih berjamaah serta Klopogodo bersholawat di Masjid Aridlo.

"Lomba musik bangunkan sahur sebagai ajang silaturahmi dan wadah kreatifitas pemuda desa dalam mengisi kegiatan di bulan ramadhan," ungkap Jazym ketua karang taruna.

Rute lomba ini dimulai start dan finish di masjid Aridlo dilanjutkan keliling desa Klopogodo, dimana ada lima titik untuk menilai peserta lomba.

Sepanjang jalan desa Klopogodo masyarakat tumpah ruah menyaksikan peserta lomba dan menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat setelah hampir dua tahun tidak ada aktivitas selama masa pandemi.

Baca Juga: Seberapa Jawa Kamu? Arti Meme 'Statuse Semangat, Wonge Semaput'

Lomba ini diikuti oleh tujuh peserta antar desa diantaranya:

Desa Wanasigra, Desa Klopogodo Dusun Kejeron Miftahusurur, Desa Klopogodo Dusun Kejeron Hidayah Musik, Desa Selokerto Dusun Krewed Kecamatan Sempor Al Maarif, Desa Klopogodo Dusun Pekunden Laskar Kedaton, Desa Klopogodo Dusun Brangkal Raudotul Mauidoh, Desa Petahunan Kecamatan Sempor

Dari total tujuh peserta ada yang tidak hadir dari Desa Klopogodo Dusun Brangkal Raudotul Mauidoh, jadi total yang mengikuti ada enam peserta.

Baca Juga: Kurikulum Merdeka! Kunci Jawaban Kelas 4 IPAS Halaman 14, Sikap Kita terhadap Tumbuhan

Pemenang lomba musik bangunkan sahur diraih dari Dusun Pekunden Desa Klopogodo dengan nama Laskar Kedaton.

Penyerahan juara 1 diserahkan langsung oleh kepala desa Klopogodo L Ma’un Al Hasan berupa uang pembinaan.

Peserta ini berkompetisi dengan berbagai jenis alat musik dan kostum dengan perfoma yang maksimal dalam menyuguhkan musik bangunkan sahur.

Ada yang unik dari salah satu peserta yang menggunakan kostum pocong yaitu peserta dari Dusun Krewed, Desa Selokerto, Kecamatan Sempor.

Baca Juga: Seberapa Jawa Koe! Arti Kata Mirunggan dalam Kalimat Pepanggihan Menika Mirunggan Ngrembag Bab Rondha

Kostum pocong dalam lomba musik bangunkan sahur ini tidak asal, ternyata mengandung maksud tersirat didalamnya.

"Pocong sebagai simbol setan ini menggambarkan dan menunjukan bahwa setan terbelunggu selama bulan ramadhan," ungkap Andri ketua lomba.

Tidak hanya itu, ternyata dalam melaksanakan puasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga saja akan tetapi mengandung tiga makna yang tersirat.

Pertama dari organ mata, dimana selama berpuasa harus menjaga pandangan mata dari berbagai fenomena yang mengandung unsur zina.

Baca Juga: Keren! 30 Pelaku Usaha Ikuti Ramadhan Thrift di Taman Kota Usman Janatin Purbalingga, Begini Selengkapnya

Kedua organ mulut, selama berpuasa hendaknya menjaga lisan dari perbuatan ghibah yang biasanya sering kita lakukan tanpa sadar dari perkataan sehari-hari.

Penyakit lisan diantaranya berdusta, berkata kotor, menipu, mengejek, menghina, menggunjing, bersilat lidah, bertengkar, berdebat secara berlebihan, dan lain sebagainya.

Ketiga organ hati, penyakit hati adalah menganggap rendah orang lain (takabbur), merasa dirinya adalah yang terbaik ('ujub), riya, pelit (bakhil) hasud, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Seberapa Jawa Koe! Arti Kata Mirunggan dalam Kalimat Pepanggihan Menika Mirunggan Ngrembag Bab Rondha

Tujuan inti puasa adalah menggapai ketakwaan. Puasa menjadi sarana mensucikan hati dan jiwa agar taat kepada perintah-Nya, sekaligus mengobati dan menjadi terapi kesehatan manusia.

Ramadhan merupakan bulan pendidikan rohani yang melatih keuletan, kejujuran, kesabaran serta menjadi pakem menahan gejolak nafsu yang mendorong hamba melakukan dosa dan kesalahan.***

Editor: Dimas D. Pradikta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x