Banyak Pintu Menuju Ghibah, Mau Tahu dari Mana Saja...

3 April 2023, 21:04 WIB
Banyak Pintu Menuju Ghibah /Dwi Widiyastuti/Dokumen pribadi

 

BANJARNEGARAKU – Banyak pintu menuju ghibah. Ghibah ternyata menyenangkan dan mengasyikkan. Kita tahu hal ini merupakan dosa besar, pasti kita tidak akan melakukannya. Banyak pintu menuju ghibaher.

Banyak jalan menuju ghibah. Jalan ini berada di sekitar kita. Namun kita tetap saja masih masuk dalam komunitasnya. Al hasil tetap berkubang pada dosa.

Pintu ghibah terbuka lebar dalam kehidupan sehari-hari. Nah, yang masuk perangkap tentu sadar atau tidak sadar memulai dengan hati yang gembira.

Baca Juga: Waspada! Ghibah Perusak Pahala Puasa, Ternyata Banyak Haum Hawa

Dilansir Banjarnegaraku dari Ustadz Junianto mengatakan pintu ghibah ternyata banyak.

Pintu-pintu ghibah bisa kita lihat sebagai berikut:

Pertama, Ghibah untuk keakraban.

Tanpa sengaja kita nimbrung pada komunitas yang sedang berghibah. Kita tahu mereka sedang membicarakan orang lain, karena tidak enak hati maka kita ikut di dalamnya.

Maksud hati biar kita tidak dikira sombong atau jaim jadi ikut. Padahal ini salah satu pintu pembuka kita terjun dalam dunia ghibah.

Kedua, Berlagak sebagai pelajaran

Adapula yang berhibah ria dengan berlagak mengambil pelajaran dari keburukan orang lain.

Dengan dalih berkata demikian: “ Sebenarnya saya tidak suka membicarakan aib orang lain hanya saya berharap ini bisa menjadi ibroh bagi kita semua.”

Kalimat di atas sering kita dengar dan familier. Kalimat-kalimat seperti itulah bisa menjadi pintu ghibah. Alih alih menasihati tapi ini akan berbuntut panjang dalam sebuah pembicaraan.

Ketiga, memamerkan kebaikan

Diantara mereka ang berghibah dan menjatuhkan orang lain dalam rangka untuk mengangkat  dirinya sendiri.

Kalimat yang muncul dalam perbincangan antara lain: “Disela-sela tahajudku, aku senantiasa memohon semoga Allah memperbaiki akhlaknya, dan menjauhkan kita dari perangainya.”

Kalimat ini memang memamerkan kebaikan namun dibalik itu semua mengandung unsur ghibah kepada orang lain.

Keempat, ghibah karena dengki

Ada pula yag berghibah karena hasad (dengki), maka orang ini telah menggabungkan antara perkara buruk, ghibah dan hasad.

Jika ada orang yang dipuji dihadapannya dia berpura-pura untuk berlaku bijak dan berkata: “ iaya dia memang banyak hafalannya, tapi masih banyak yang keliru panjang pendeknya”

Baca Juga: Ada Kelas Khusus Daihatsu, Yamaha, Daikin, Dll, Prof Ahmad Rofiq: SMK NU Ma’arif Kudus Siap Go International

Kelima, ghibah meniru lagak orang lain.

Ada pula yang mewujudkan ghibah dalam bentuk ejekan dan menjadikannya mainan, dan membuat orang lain tertawa.

Sering kita melihat hal seperti ini. Berdalih menghibur ternyata ini termasuk dalam pintu menuju ghibah.

Keenam, Ghibah dengan pura-pura heran

Ada pula yang menghibah dengan berpura-pura takjub atau heran.

Contoh di dunia nyata. Diantara ustadz berkata dengan ustadz lain “ Sungguh mengherankan, bagaimana bisa si Fulan sebagai ustadz bisa berbuat begitu”

Atau seseorang berkata : “Aku heran dengan si fulan bagaimana dia mampu melakukan hal itu?”

Kalimat ini ini menampakkan aib orang lain  (yang ia ghibahi tersebut) dalam bentuk sikap keheranannya.

Ketujuh, ghibah dengan pura-pura berbelas kasihan

Diantara bentuk ghibah ada yang mewujudkan dalam bentuk belas kasihan.

Baca Juga: 2 Cara Tukar dan Syarat Dapatkan Uang Baru, Persiapan Lebaran

Dengan kalimat: “Kasihan saudara kita ini ya, sebagai ustadz dia ngga mampu mendidik anaknya sendiri.”

Maka orang lain yang mendengarperkataan itu mengira dia betul-betul peduli dengan si fulan yang digunjing, padahal yang dia maksud tengah menimpakan kekurangan dan merendahkannya.

Demikian pintu-pintu ghibah, mau tahu dari mana saja...***

 

Editor: Ali A

Sumber: Ustadz Junianto

Tags

Terkini

Terpopuler