Adanya Fenomena Gerhana Matahari, Berikut Urutan Tata Cara Salat Gerhana

21 April 2023, 00:05 WIB
Ilustrasi gerhana matahari / Pixabay/buddy_nath/

BANJARNEGARAKU.COM - Fenomena Gerhana matahari yang khas dan unik akan terlihat pada tahun ini tepatnya 20 April 2023 yang bisa diamati di Indonesia.

Gerhana matahari adalah tertutupnya seluruh atau sebagian piringan matahari karena sinar matahari yang ke Bumi terhalang oleh bulan.

Adanya fenomena ini umat islam dianjurkan untuk melaksanakan salat gerhana, dimana boleh dilakukan di tanah lapang ataupun di masjid dan dilaksanakan sejumlah dua rakaat, pada setiap rakaat melakukan rukuk, qiyam dan sujud dua kali.

Baca Juga: Aplikasi Travoy Versi Terbaru Beri Layanan Informasi Pemudik Disepanjang Perjalanan

Salat gerhana dilaksanakan pada saat terjadi gerhana sampai dengan usai gerhana, baik pada saat gerhana Matahari maupun gerhana Bulan, pada gerhana total atau gerhana sebagian.

Salat gerhana dilaksanakan secara berjamaah, tanpa adzan dan iqamah.

Berikut urutan tata cara salat gerhana yang banjarnegaraku.com lansir dari laman muhammadiyah.or.id, berikut selengkapnya.

Sebagian wilayah Indonesia akan mengalami gerhana Bulan sebagian. Untuk waktu puncaknya akan terjadi 19 November 2021 pada pukul 16:02 WIB/17:02 WITA dan berakhir pukul 17:47 WIB/18:47 WITA.

Baca Juga: Forum Kyai Kampung Banjarnegara Adakan Khotmil Quran dan Doa untuk Negeri

Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah mengimbau agar melaksanakan ibadah salat gerhana bulan (salat khusuf) serta melakukan pengamatan gerhana bulan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Namun bagi wilayah yang mengalami Gerhana Bulan Sebagian dengan waktu yang sangat singkat bertepatan dengan waktu salat Maghrib seperti wilayah Yogyakarta, jika pelasanaan salat khusuf dapat mengganggu kekhusyukan salat Magrib, maka salat khusuf tidak perlu dilaksanakan.

Baca Juga: Ramadhan Pergilah dengan Meninggalkan Berjuta Kerinduan

Waktu Salat Gerhana

Salat gerhana dilaksanakan pada saat terjadi gerhana sampai dengan usai gerhana, baik pada saat gerhana Matahari maupun gerhana Bulan, pada gerhana total atau gerhana sebagian. Apabila gerhana usai sementara salat masih ditunaikan, maka salat tetap dilanjutkan dengan memperpendek bacaan.

Dalam Rubrik Tanya Jawab Agama Majalah Suara Muhammadiyah No. 19 Tahun 2008 disebutkan bahwa orang yang dapat mengerjakan salat gerhana adalah mereka yang mengalami gerhana atau berada di kawasan yang dilintasi gerhana.

Orang yang berada di kawasan yang tidak dilintasi gerhana tidak dituntunkan mengerjakan salat gerhana.

Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Banjarnegara Berikan Pembinaan Bagi Wadah dan Perisai, Ini yang Dibahas

Namun dalam kasus gerhana penumbral, tidak disunahkan melakukan salat gerhana bulan. Hal ini karena pada gerhana penumbral piringan bulan tampak utuh dan bulat, tidak tampak ada bagian yang terpotong, hanya cahaya bulan sedikit redup dan terkadang orang tidak bisa membedakannya dengan tidak gerhana.

Pada dasarnya, salat gerhana bulan dapat dilaksanakan pada saat gerhana bulan sebagian mulai sampai dengan saat gerhana bulan sebagian berakhir. Untuk gerhana bulan yang terjadi pada hari Jumat, 14 Rabiulakhir 1443 H/19 November 2021 M, salat gerhana dapat dilakukan sesudah Magrib atau sesudah Isyak sesuai dengan waktu terjadinya gerhana dan waktu salat di kota masing-masing.

Baca Juga: Amalkan! Doa Mudik Lebaran 2023 agar Diberi Keselamatan Diperjalanan dan Dilindungi Allah SWT

Tata Cara Salat Gerhana

Salat gerhana dilaksanakan secara berjamaah, tanpa adzan dan iqamah. Dilaksanakan dua rakaat, pada setiap rakaat melakukan rukuk, qiyam dan sujud dua kali. Salat gerhana boleh dilakukan di tanah lapang ataupun di masjid. Urutan tata cara salat gerhana adalah sebagai berikut:

Pertama, Imam menyerukan aṣ-ṣalātu jāmi‘ah.

Kedua, Takbiratulihram.

Ketiga, Membaca doa iftitah.

Keempat, Membaca taawuz, basmalah lalu membaca surah al-Fatihah dan surah panjang* dengan jahar.

Kelima, Rukuk, dengan membaca tasbih yang lama.

Keenam, Mengangkat kepala dengan membaca sami‘allāhu li man ḥamidah, makmum membaca rabbanā wa lakal-ḥamd.

Baca Juga: Mudik Nyaman dan Berkesan, Djoko Setijowarno: Waspadai Cuaca Ikuti Info BMKG - 1

Ketujuh, Berdiri tegak, lalu membaca al-Fatihah dan surah panjang* tetapi lebih pendek dari yang pertama.

Kedelapan, Rukuk, sambil membaca tasbih yang lama tetapi lebih singkat dari yang pertama.

Kesembilan, Bangkit dari rukuk dengan membaca sami‘allahu li man hamidah, rabbana wa lakal-hamd.

Kesepuluh, Sujud.

Kesebelas, Duduk di antara dua sujud.

Keduabelas, Sujud.

Ketigabelas, Bangkit dari sujud, berdiri tegak mengerjakan rakaat kedua seperti rakaat pertama tanpa membaca doa iftitah.

Baca Juga: Khutbah Gerhana Matahari: Peristiwa Gerhana Harus Disikapi Secara Ilmiah

Keempatbelas, Salam.

Kelimabelas, Setelah salat, imam berdiri menyampaikan khutbah satu kali yang berisi nasihat serta peringatan terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah serta mengajak memperbanyak istigfar, sedekah dan berbagai amal kebajikan.

Demikian tuntunan sholat gerhana yang bersumber dari Majlis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, semoga bermanfaat.***

Editor: Dimas D. Pradikta

Sumber: Muhammadiyah.or.id

Tags

Terkini

Terpopuler