Mbah Shobib Jepara atau KH Shobiburrahman bin Anwar, Ini Lokasi Makam dan Kisahnya Diceritakan Gus Mus

- 26 Juli 2022, 09:43 WIB
Mbah Shobib Jepara atau KH Shobiburrahman bin Anwar
Mbah Shobib Jepara atau KH Shobiburrahman bin Anwar /Dimas/Banjarnegaraku.Com

BANJARNEGARAKU.COM - Tempat satu ini menjadi rekomendasi para peziarah saat berkunjung ke Jepara, makam Mbah Shobib atau KH Shobiburrahman bin Anwar.

Makam KH Shobiburrahman bin Anwar atau akrab disapa Mbah Shobib, berlokasi di pemakaman Sago, Desa Menganti, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara.

Mbah Shobib wafat pada 7 Romadlon 1430 H atau 28 Agustus 2009, bagi kalian yang akan berziarah ke makam Mbah Shobib untuk menambah khasanah, kisah Mbah Shobib semasa hidupnya terangkum pada artikel ini, dikutip dari facebook pribadi Gus Mus yang diunggah pada 30 Maret 2017.

Baca Juga: Hitungan Dasar Hukum Alam Sri, Lungguh, Dunya, Lara, Pati, Begini Selengkapnya

KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) punya kenangan khusus terhadap sosok kyai antik dari Jepara ini, KH Shobiburrahman bin Anwar atau akrab disapa Mbah Shobib.

Mbah Shobib Jepara, Waliyullah Antik dari Jepara yang Dikagumi Gus Mus
Mbah Shobib Jepara, Waliyullah Antik dari Jepara yang Dikagumi Gus Mus

Mbah Shobib, sosok nyentrik dan unik yang dikagumi Gus Mus lantaran kedermawanan yang luar biasa, tampilannya sangat sederhana, tapi kejernihan batinnya membuat siapa saja terkagum padanya.

Gus Mus adalah ulama kharismastik asal Rembang Jawa Tengah, juga pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh Rembang.

Baca Juga: Sedulur Papat Limo Pancer, Kakang Kawah Adi Ari-ari, Memahami Makna Asal Usul Manusia, Berikut Selengkapnya

Pada tahun 2014, Gus Mus memimpin organisasi Islam terbesar di Indonesia, yakni sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Kenangan Gus Mus terhadap sosok Mbah Shobib dikisahkan dalam momen indah yang melekat di hatinya.

Berikut ini kisah Gus Mus yang kagum atas sosok Mbah Shobib Jepara, waliyullah antik dari Jepara, Jawa Tengah.

Baca Juga: Kalian Punya Keris? Begini Cara Menghitung Pengaruh Keris Menggunakan Jari, Versi Padepokan Carang Seket

Aku sedang duduk sendiri di ruang tamu, setelah tamu-tamu pamit pulang, ketika datang seorang tua berpakaian petani, seperti baru saja mentas dari sawah.

Begitu sampai pintu rumah, dia buka tudung kepalanya dan dengan berjongkok dia mendatangiku. Aku buru-buru mendapatkannya dan 'mendudukkannya' di sebelahku.

Dengan sangat sopan, dia memperkenalkan dirinya.

Baca Juga: Jenis Keris yang Beredar di Masyarakat, Mulai dari Isi, Macam dan Kategori Keris

(MasyaAllah, aku kaget setengah mati. Inikah tokoh yang selama ini diceritakan orang dengan berbagai sebutan, seperti Kiai Khos, Kiai Nyentrik, 'Kiai jalanan', bahkan ada yang terang-terangan menyebutnya sebagai Wali? Kiai yang sering menolong orang dengan menyamar sebagai orang lain?).

Selain ingin bersilaturahmi, tamu istimewaku itu minta izin untuk memberi sekedar 'uang jajan' kepada anak-anak TK Masyithoh yang letaknya di sebelah rumah.

Baca Juga: Cara Menghitung Weton Menurut Primbon Jawa, Kenali Watak Manusia dari Weton Kata Suhu Padepokan Carang Seket

Dia minta tolong ibu guru TK menjelaskan kehadirannya, sebelum kemudian membagikan uang kepada anak-anak sambil mengatakan, "Mbah dimintakan ampun kepada Allah ya!"

Kemudian, setelah perkenalan aneh tersebut, tokoh yang suka menyebut dirinya Sarkub alias Sarjana Kuburan ini sering ke rumah dengan penampilan khas.

Tidak lagi seperti petani; tapi campuran antara citra kiai, pengusaha, dan rakyat jelata: mengenakan jas, peci hitam yang lancip, selalu naik mobil yang cukup mewah -paling sering naik jeep Mercedes Benz- dan memakai sandal japit atau bahkan kadang nyeker, tanpa alas kaki.

Baca Juga: Kenali Karakter Manusia Berdasarkan Hari Pasaran Jawa, Ini Penjelasan Suhu Padepokan Carang Seket

Kebiasaan istimewa tokoh ini saat rawuh ke rumah: duduk hanya sebentar, lalu minta izin ke dapur; lalu membagi-bagi uang kepada siapa saja yang ada di dapur.

Lalu minta izin untuk memberi uang kepada ibuku (almarhumah nyai Ma'rufah Bisri), kepada mbakyuku (Nyai Muhsinah Cholil), dan ibunya anak-anak (almarhumah bu Siti Fatmah).

Kemudian bergegas kesana-kemari untuk memberikan uang tidak hanya kepada mereka yang dituju, tapi juga kepada siapa saja yang berpapasan; apakah itu anak-anak, santri, atau orang yang kebetulan lewat.

Baca Juga: Manfaat Kelor! Ini Kata dr Agus Ujianto, Daun Ajaib yang Mampu Menyeimbangkan Metabolisme Tubuh

Maka hampir semua penduduk seputar gubug kita hafal kebiasaan istimewa ini

Aku perhatikan jasnya yang tampak kebesaran dan memiliki banyak saku itu, ternyata bukan sembarang jas.

Rupanya saku-saku jas itu penuh dengan uang dan masing-masing, berisi uang dengan nominal sendiri-sendiri: saku ini berisi ratusan ribu; saku itu, lima puluhan ribu; yang ini, dua puluhan ribu; yang itu, sepuluhan... Jadi setiap orang 'punya saku'nya sendiri di jas tokoh kita ini.

Baca Juga: Manfaat Kamijara atau Sereh Bagi Kesehatan, Ini Kata Praktisi Kesehatan dr Agus Ujianto Selengkapnya

Pasti kebiasaan membagi-bagi uang itu tidak hanya di tempat kami saja. Sebelumnya aku sudah mendengar kebiasaan 'kiai-pengusaha' dermawan ini.

Dan ini hanyalah salah satu dari keistimewaan tokoh kiai yang mengaku pernah menjadi khadam atau pelayannya Mbah Kiai Romli Tamim Rejoso.

Kiai yang -seperti halnya Al-'arif biLlah Syeikh Bahlul dari Baghdad- suka ziarah ke kuburan ini, 8 tahun yang lalu wafat setelah sehari sebelumnya ziarah ke makam Sunan Muria.

Baca Juga: Penderita Diabetes Wajib Tau! Ini Kata Praktisi Kesehatan, Konsumsi Asam Jawa Secara Rutin, Rasakan Manfaatnya

Hari ini akan diperingati haul tokoh kita ini, KH Shobiburrahman bin Anwar yang masyhur dikenal dengan panggilan Mbah Shobib, di kediamannya Menganti, Jepara. Lahul Fãtihah.

Demikian kisah Mbah Shobib Jepara atau KH Shobiburrahman bin Anwar yang diceritakan KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus). Wallahu Alam Bishowab.***

Editor: Dimas D. Pradikta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x