Gus Baha: Sejarah Malam Lailatul Qadar Berawal dari Keresahan

- 12 April 2023, 15:09 WIB
Gus Baha Mau Saja Ditemui oleh Perempuan yang Berpakaian Tidak Syar’i dan Tidak Islami, Ini Alasannya
Gus Baha Mau Saja Ditemui oleh Perempuan yang Berpakaian Tidak Syar’i dan Tidak Islami, Ini Alasannya /Berita Bantul/

BANJARNEGARAKU.COM - Ada yang begitu spesial di 10 hari terakhir di Bulan Ramadhan terlebih di malam likuran (dalam istilah jawa) dan malam likuran atau malam hitungan ganjil di 10 hari terakhir Bulan Ramadhan merupakan malam yang didambagakan oleh seluruh umat muslim, dikarenakan turunnya lailatul qadar.

Tak heran jika, banyak masjid yang diisi oleh orang – orang yang melakukan itikaf di dalamnya ketika menjelang waktu sahur atau tengah malamnya, dengan tujuan berdoa agar mendapatkan malam penuh kemuliaan yakni malam lailatut qdar.

Lalu apa sebenanrnya malam Lailatul Qadar ini?

Baca Juga: Gus Baha: Inginkan Pahala Lebih Baik dari Dunia dan Seisinya? Dirikanlah Sholat Ini!

Malam Lailtul Qadar atau malam spesial di bulan Ramadan yang dikatakan merupakan malam yang lebih mulia dibanding 1000 bulan. Lantas kapan malam Lailatul Qadar itu?

Melansir dari sebuah kajian yang diunggah melalui kanal Youtube channel Nu Online, KH Ahmad Bahaudin Nursalim atau yang lebih dikenal dengan sapaan Gus Baha, menyampaikan tentang adanya malam Lailatul qadar ini berawal dari keresahan Nabi Muhammad SAW.

Keresahan Rasulullah ini berkaitan dengan usia umatnya yang rata-rata pendek dan tentu kesempatan untuk beribadah tidaklah sama dibanding usia umat Rasul terdahulu yang mencapai ratusan tahun.

Baca Juga: Polisi Belum Lidik Suap Bintara Polda Jateng, Boyamin: Saya Kecewa dan Akan Lapor Dirkrimsus

“Saya punya kitab dan kitab ini kredibel, ya, kitab orang dulu kitab hadits, itu ceritanya, Nabi Muhammad SAW sedang bercerita Nabi Nuh itu umurnya 1000 Tahun kurang 50, berarti 950 tahun, Nabi Ibrohim juga memiliki umur ratusan tahun macem – macem, terus ada keresahan,” ucap Gus Baha menjelaskan.

Belajar dari nabi terdahulu yang memiliki umur ratusan bahkan ribuan tahun untuk berdakwah, Nabi Muhammad pun memeiliki keresahan yang luar biasa, dikarena Nabi Muhammad tahu, bahwa umatnya akan memiliki umur yang pendek. Jika dihitung maka amalan ibadah umat Nabi Muahammad SAW, tentu akan sangat jauh berbeda dengan umat nabi terdahulu.

“Keresahan Nabi Muhammad SAW itu seperti ini, “Lho, kalau umatku umrunya pnedek terus bagaimana?” terus Allah merespon resahe Kanjeng Nabi dengan diberikan bonus berupa Lailatul Qadar yang nilainya sama dengan 1000 tahun,” lanjut Gus Baha menjelaskan.

Hal ini juga telah dinyatakan dalam berbagai riwayat hadis, salah satunya diriwayatkan oleh Muhammad ibn al-Musayyab ibn Ishaq.

Rasulullah bersabda, "Usia umatku berkisar antara 60 hingga 70 tahun. Sedikit sekali di antara mereka yang melebihi usia tersebut."

Berdasakan hadits yang diriwayatkan oleh al-Imam Malik dalam al-Muwaththa:

إنَّ رَسُوْلَ اللهِ r أُرِيَ أَعْمَارَ النَّاسِ قَبْلَهُ أَوْ ما شاءَ اللهُ مِنْ ذَلِكَ فَكَأَنَّهُ تَقَاصَرَ أعمارُ أُمَّتِهِ أَنْ لاَ يَبْلُغُوْا مِنَ الْعَمَلِ مِثْلَ الَّذِيْ بَلَغَ غَيْرُهُمْ فِيْ طُوْلِ الْعُمْرِ فَأَعْطَاهُ اللهُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ خَيْرًا مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

“Rasulullah diperlihatkan umur-umur manusia sebelumnya -yang relatif panjang- sesuai dengan kehendak Allah, sampai (akhirnya) usia-usia umatnya semakin pendek (sehingga) mereka tidak bisa beramal lebih lama sebagaimana umat-umat sebelum mereka beramal karena panjangnya usia mereka. Maka Allah memberikan Rasulullah Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan,” (HR Malik).

Baca Juga: Ini Jawaban Kapolri dan Kapolda pada Sidang Gugatan Praperadilan MAKI terkait Pungli Bintara Polda Jateng

Sabagaiamana disebutkan dalam Al-Qur'an surah Al-Ankabut ayat 14, Allah SWT menjelaskan tentang usia umat Nabi Nuh seribu tahun kurang lima puluh tahun, atau 950 tahun.

Lantas Allah menetapkan malam Qadar setara dengan seribu bulan adalah sebagai fasilitas bagi umat Rasulullah apabila ingin mendapatkan banyak pahala.

Menurut hadis sahih yang dikutip dari Hadis Riwayat Bukhari 4/225 dan Muslim 1169, Nabi Muhammad SAW menyebutkan:

“Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadan” [Hadis Riwayat Bukhari 4/225 dan Muslim 1169].

Baca Juga: Niat dan Keutamaan Itikaf di 10 Malam Terakhir Ramadhan, Apa Itu Itikaf?

Gus Baha juga menjelaskan untuk mencari malam Lailatur Qadar tidak hanya pada 10 malam terkahir bulan Ramadan. Melainkan berdasarkan beberapa pendapat ulama, melalui surat Al-Baqarah ayat 185 di mana selama bulan Ramadan adalah bulan yang mulia.

Dengan melaksanakan ibadah puasa, membaca Alquran, salat tarawih menghadap kiblat dan menjauhi maksiat, menurut Gus Baha berarti bersungguh-sungguh mencari malam Lailatul Qadar.

"Jika hanya berpatokan pada Hadits Nabi yang mencari (Lailatur Qadar) ketika 10 hari tekahir atau sejak malam 21 berarti tidak sungguh-sungguh. Jika memang bersungguh-sungguh (umat Islam) akan mencari sejak pertama puasa," tandasnya.***

Editor: Ali A

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x