Dr. Tafsir, M.Ag : Lima Ciri Utama Islam Berkemajuan, Salah Satunya Berlandaskan Tauhid

- 20 Agustus 2023, 19:47 WIB
Dr. Tafsir, M.Ag : Lima Ciri Utama Islam Berkemajuan, Salah Satunya Berlandaskan Tauhid
Dr. Tafsir, M.Ag : Lima Ciri Utama Islam Berkemajuan, Salah Satunya Berlandaskan Tauhid /Teguh S

BANJARNEGARAKU.COM - Lima ciri utama islam berkemajuan disampaikan oleh Dr. Tafsir, M.Ag dalam acara tablig akbar jelang musyawarah (musycab) Muhammadiyah dan Aisyiyah Gombong.

Salah satu penerapan Islam berkemajuan adalah memberikan motivasi positif bagi lingkungan sekitar.

Berikut lima ciri utama islam berkemajuan yang digemakan oleh Muhammadiyah yang disampaikan oleh Dr. Tafsir, M.Ag, berikut selengkapnya.

Pertama, Berlandaskan Tauhid.

Menurut Muhammadiyah, tauhid itu bukan hanya sekedar keyakinan, tapi juga pengamalan, menghindari perdebatan kalam ataupun teologis.

Baca Juga: Ketua PWM Jateng Dr. Tafsir, M.Ag Isi Tablig Akbar Jelang Musycab Muhammadiyah dan Aisyiyah Gombong

Tauhid yang jadi landasan bagi Muhammadiyah atau Islam Berkemajuan itu adalah tauhid yang punya implikasi bagi kehidupan sosial, bagi alam semesta.

Juga bagaimana manusia sebagai makhluk yang tunggal itu harus dimuliakan, ditinggikan derajatnya, dicerahkan dengan dakwah penuh cinta agar mereka kembali ke ialan yang benar dan menghindar jalan yang sesat.

Kedua, Kembali Kepada Al Quran dan As Sunnah.

Baca Juga: Semarak! 16 Talent Day Ramaikan Karnaval HUT ke-78 RI dan Musycab Muhammadiyah Aisyah Gombong

Muhammadiyah menjadikan Al Quran dan As Sunnah sebagai pedoman. Bagi lslam Berkemajuan, semua ayat Al Quran dan Hadits dimaknai tidak hanya tekstual tetapi juga menggunakan dimensi logika, ilmu pengetahuan dan teknologi (bayani, burhani dan irfani).

Islam dalam perspektif bayan (tekstual) belum tentu aplikatif. Untuk mengaplikasikan tekstual (bayan) terkadang diperlukan pengambangan metode lainnya yaitu burhani (kontekstual), misalnya pada saat ulama menafsirkan kurma untuk zakat; diganti dengan makanan pokok beras.

Sedangkan irfani adalah model metodologi berfikir yang didasarkan atas pendekatan, kepantasan dan pengalaman langsung (direct exprience) atas realitas spiritual keagamaan.

Baca Juga: FIM Steward Juri MotoGP yang Konsisten Untuk Tidak Konsisten, Bagaimana dengan Hukuman Jorge Martin?

Irfani dari kata 'urf yang artinya adat. Menggunakan kopiah pada saat khotbah bukan sunnah, tetapi hal itu adalah adat (kepantasan atau kepatutan).

Orang yang memahami (irfani) disebut arif. Perbedaan antara arif dan alim adalah jika arif berarti orang yang banyak memahami sedangkan alim adalah orang yang banyak mengetahui.

Dengan perspektif Irfani kita bisa menentukan kapan hilal bulan syawal bahkan untuk 100 tahun ke depan.

Muhammadiyah bukan salafy juga bukan khalafy, Muhammadiyah mengambil pendapat dari kedua sumber tersebut.

Di manakah sunnah Rasul ketika Rasulullah telah wafat, apa yang acuan Sunnah? Setelah Rasulullah wafat, muncullah 4 Imam madzhab, dan Islam dibangun berdasarkan pemahaman para imam ini.

Sedangkan acuan fiqh ulama menurut Salafy, adalah ulama yang berasal dari generasi sahabat, tabi'in, tabi'ut tabi'in.

Muhammadiyah mengambil semua pendapat ulama-ulama baik ulama salaf (baik dari sejak zaman sahabat hingga imam madzhab) dan juga mengambil pendapat dari ulama khalaf, kemudian semua pendapat tersebut dirajih (ditimbang) berdasarkan perspektif bayani, burhani dan irfani.

Maka tidak mengherankan jika kemudian Muhammadiyah dikenal sebagai Manhaj Tarjih, karena sebelum memutuskan sebuah fiqh, Muhammadiyah akan menampung semua nash, dalil dan pendapat ulama lalu memutuskan dengan di-rajih (ditimbang) dalil yang paling kuat.

Ketiga, Menghidupkan ljtihad dan Tajdid.

Muhammadiyah berpendapat bahwa pintu itihad tidak akan tertutup sampai akhir zaman.

Contoh menghidupkan tajdid misalnya mengembangkan RS atau universitas di luar negeri.

Keempat, Mengembangkan Wasatiyah (moderat).

Sikap pertengahan (wasatiyah) diambil dari makna Surat Al-Baqarah ayat 143 untuk menjadi umat pertengahan (ummatan wasathan).

"Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) "umat pertengahan" agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia" (QS Al Baqarah: 143).

"Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan." (QS Al Qoshosh: 77).

Kelima, Sifat Rahmatan Lil-'alamin.

Sifat ini ditunjukkan kepada siapa saja tanpa membeda-bedakan latar belakang, perbedaan agama, dan kepada lingkungan.

Demikian lima ciri utama islam berkemajuan yang digemakan oleh Muhammadiyah, semoga dapat menambah khasanah kita.***

Editor: Dimas D. Pradikta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah