BANAJARNEGARAKU.COM - KH. Ahmad Bahauddin Nur Salim, yang lebih dikenal sebagai Gus Baha, merupakan seorang cendekiawan agama yang terkemuka dalam penafsiran Al-Qur'an dan juga pemimpin di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA Rembang.
Belakangan ini, beliau menggelar sebuah sesi pengajian yang mengupas tentang esensi puasa di bulan Ramadan.
Dalam ceramahnya, Gus Baha menyoroti konsep fadhailul Ramadan atau keutamaan Ramadan menurut para ulama terdahulu.
Baca Juga: Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran Pilpres 2024, Unggul di 36 Provinsi
Ia berpendapat bahwa dengan memahami perspektif ulama terdahulu terkait Ramadan, kita dapat menghayati ibadah puasa dengan lebih mendalam.
Salah satu aspek keutamaan puasa yang disoroti oleh Gus Baha adalah sensitivitas terhadap kelaparan.
Puasa membantu kita untuk lebih empati terhadap penderitaan yang dialami oleh orang-orang yang kurang mampu dan kekurangan pangan.
Selain itu, puasa juga mengajarkan kita untuk menghargai makanan secara lebih mendalam. Saat berpuasa, makanan yang biasanya dianggap sepele menjadi begitu berharga, bahkan hal-hal sekecil pisang goreng atau sekadar air putih.
Baca Juga: 47 Pejabat Eselon II dan III Resmi Dilantik, Bupati: Kepala OPD Harus Aktif Cari Dukungan dari Pusat
Gus Baha juga mengungkapkan bahwa Rasulullah SAW memuji Ramadan atas hal-hal yang sederhana dan biasa.