BANJARNEGARAKU.COM - Perbedaan antara kata "Silaturahmi" dan "Silaturahim" sering kali membuat bingung bagi kebanyakan orang.
Dalam sebuah kajian, KH Ahmad Bahauddin Nursalim, yang dikenal sebagai Gus Baha, memberikan penjelasan mendetail mengenai perbedaan keduanya.
Gus Baha menjelaskan bahwa pengucapan kata "Silaturahmi" dalam bahasa Arab tentu berbeda dengan pelafalan dalam Bahasa daerah seperti Jawa, Sunda, Madura, Maupun daerah Lainnya.
Baca Juga: Mengenal Peyronie: Gangguan Mr. P yang Tak Boleh Diremehkan
Namun, meskipun berbeda dalam pengucapan, makna keduanya sebenarnya sama.
Gus Baha menegaskan bahwa "Silaturahmi" berasal dari isim fail yang berarti menyambung kepada orang yang disambungkan.
Meskipun dalam bahasa Arab dan Jawa terdapat perbedaan, namun maknanya tetap sama, yaitu untuk menyambung unsur pada rahim.
Menurut Gus Baha, pembahasan mengenai "Silaturahmi" dan "Silaturahim" sebenarnya cukup sederhana, karena yang terpenting adalah makna di balik kata tersebut yang memiliki kesamaan, yaitu untuk menyambung unsur pada rahim.
Baca Juga: Trik Sukses Tingkatkan Saldo DANA dengan 2 Aplikasi Unggulan Ini!
Ada tiga bagian yang memiliki hak dalam membagi "Silaturahmi" menurut ajaran Rasulullah SAW, yaitu hak saudara, hak tetangga, dan hak orang seiman.
Gus Baha juga menjelaskan konsep kerabat menurut ajaran Nabi Muhammad SAW, yang menggarisbawahi pentingnya menjaga "Silaturahmi" dalam kehidupan sehari-hari.
Menurutnya, "Silaturahmi" sangat penting karena dapat menghindari kemiskinan.
Dari pandangan Gus Baha, silaturahmi merujuk pada hubungan yang memiliki unsur kedekatan, baik secara genetik, agama, maupun geografis.
Nabi Muhammad SAW mengajarkan bahwa terdapat orang yang memiliki kerabat dengan tiga unsur kedekatan yang berbeda.
Gus Baha menekankan bahwa menjaga hubungan dengan kerabat merupakan suatu bentuk ibadah yang akan mendatangkan keberkahan bagi pelakunya.***