Wujudkan Haji Ramah Lansia, Ini Upaya yang Dilakukan oleh Kemenag

18 Juni 2023, 19:10 WIB
Wujudkan Haji Ramah Lansia, Ini Upaya yang Dilakukan oleh Kemenag /

BANJARNEGARAKU.COM - Jumlah jemaah haji lansia dari Indonesia mencapai 67 ribu orang atau sekiranya 30 persen dari 229 ribu dari keseluruhan kuota jemaah haji Indonesia tahun ini.

Kategori usia lansia yang ditetapkan oleh WHO merupakan orang dengan usia 60 tahun ke atas, sedangkan Kementerian Agama menetapkan prioritas lansia tahun ini merupakan jemaah dengan usia 65 tahun ke atas.

Baca Juga: Ini Tips Sai Aman untuk Jemaah Haji Berisiko Tinggi dan Lansia

Dengan banyaknya jemaah haji Indonesia yang berusia 65 tahun ke atas pada penyelenggaraan ibadah haji 1444 H/2023 M, Kemenag mencanangkan tagline "Haji Ramah Lansia".

Untuk mewujudkan pengoptimalisasian layanan untuk semua jemaah haji, termasuk yang merupakan kategori lansia, Kemenag melakukan beberapa upaya.

Baca Juga: Kemenag Luncurkan Kanal Pengaduan Jemaah Haji, Begini Caranya

"Kami sejak awal perencanaan, telah melibatkan ahli geriatri dari Universitas Indonesia untuk merumuskan konsep layanan, prosedur operasional, sekaligus melakukan pemantauan dan pengawasan kesehatan jamaah haji lansia saat operasional,” terang Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Subhan Cholid dikutip Banjarnegaraku.com dari website Kemenag.

Baca Juga: Mutingah Ach Shodiq Berusia 97 Tahun, Calon Jemaah Haji Tertua Asal Purbalingga Akui Kuat dan Sehat

Menjadikan pedoman dari ahli geriatri sebagai materi saat proses manasik. Kemenag juga menyusun buku pedoman Manasik Haji Ramah Lansia.

Proses manasik haji dilakukan delapan kali untuk wilayah pulau Jawa, sedangkan di luar pulau Jawa dilakukan manasik haji sebanyak 10 kali. Yang masing-masing dilakukan di Kankemenag Kabupaten/Kota dua kali dan sisanya dilakukan di KUA.

Baca Juga: Bupati Tiwi dan Wabup Sudono Antar Calon Jamaah Haji ke Embarkasi Donohudan

Upaya ketiga dalam mewujudkan haji ramah lansia adalah menyediakan ruang tunggu khusus dan menyusun skema penempatan jemaah lansia di hotel. PPIH menyusun prosedur pelayanan di hotel jemaah, antara lain menyiapkan lobby dan lift prioritas lansia. Sejumlah stiker yang berisi informasi seputar lansia juga ditempatkan pada banyak titik di hotel jemaah.

Baca Juga: Pahami! Ada 7 Tips Sehat Jemaah Haji Hadapi Fase Armuzna, Simak Selengkapnya...

Upaya keempat yang dilakukan dalam mewujudkan haji ramah lansia adalah menyiapkan sarana transportasi, utamanya bus shawalat yang mengantar jemaah haji dari hotel ke Masjidil Haram, pergi-pulang, yang mudah diakses dan ramah lansia.

Baca Juga: Kematian Jemaah Haji Indonesia di Tanah Suci, Penyebab Terbesarnya Komorbid dan Aktivitas Berat, Benarkah?

PPIH tahun ini telah menyiapkan 450 armada untuk layanan Bus Shalawat. Ada tiga terminal pemberhentian, yaitu: Ajyad, Mahbas Jin, dan Syib Amir. Terminal Mahbas Jin dikelola oleh otoritas Arab Saudi dan berlaku untuk semua negara. Sementara pada terminal Mahbas Jin dan Syib Amir, PPIH dapat menyiapkan sekaligus mengelola sendiri armadanya. Karena itu, disiapkan juga bus ramah lansia pada rute terminal Ajyad (Misfalah) dan Syib Amir (Jarwal, Raudhah, dan Syisah).

Baca Juga: Kemenag: Ada 40 Jemaah Haji Indonesia Meninggal di Tanah Suci, Berikut Daftar Nama Selengkapnya...

Kelima, menggelar bimbingan teknis bagi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dengan penekanan pada semangat Haji Ramah Lansia. Bimtek petugas adalah aktivitas yang rutin dilakukan sebagai bagian dari tahapan persiapan. Namun, bimtek tahun ini dikemas sedikit berbeda. Selain penanaman nilai, bimtek juga diisi pelatihan praktis penanganan jemaah lansia dan risti, baik dari aspek kesehatan, pelindungan, dan lainnya.

Keenam, upaya yang dilakukan dalam mewujudkan haji ramah lansia adalah mengurangi kegiatan seremonial di embarkasi. Hal ini penting dilakukan untuk agar jemaah tidak kelelahan oleh kegiatan yang semata bersifat seremonial.upaya yang dilakukan dalam mewujudkan haji ramah lansia adalah mengurangi kegiatan seremonial di embarkasi. Hal ini penting dilakukan untuk agar jemaah tidak kelelahan oleh kegiatan yang semata bersifat seremonial.

Baca Juga: GAWAT! Putin Gertak Barat dengan Bom Nuklir di Belarusia, Berkekuatan 3 Kali Bom Atom AS di Hiroshima

Ketujuh, mengedukasi jemaah lansia agar tidak memaksakan diri dan memberikan pemahaman tentang berbagai alternatif kemudahan dalam ibadah haji. Aspek pertama dilakukan baik secara langsung (daring) dalam beragam giat bimbingan ibadah di hotel yang dilakukan konsultan, maupun tidak langsung melalui beragam konten media sosial. Harapannya, pihak keluarga jemaah yang melek digital juga bisa mendapatkan informasi dan memberikan edukasi kepada orang tuanya yang berhaji.

Aspek kedua, Kemenag telah menyusun buka manasik haji bagi lansia. Selain itu, dibuat juga beragam poster dan konten informasi terkait dengan beragam kemudahan dalam manasik haji bagi jemaah lansia. Konten informasi ini dibuat dalam beragam bentuk agar mudah diakses dan dipahami oleh jemaah dan juga keluarganya.

Baca Juga: Inilah Gebrakan CEO Baru Linda Yaccarino, Twitter akan Fokus pada Konten Video dan Perniagaan

Kedelapan, menjalin sinergi lintas pihak dalam penyediaan kursi roda. Kursi roda menjadi sarana penting bagi lansia. Sebab, salah satu tantangan utama lansia ada pada mobilitas. Tidak jarang, para petugas harus menggendong mereka untuk sekedar berjalan dari satu tempat ke tempat lainnya.

Kesembilan, melibatkan jemaah haji lainnya untuk meningkatkan kepedulian terhadap jemaah lansia. Kepedulian antar jemaah adalah kunci. Sebab, jemaah lah sejatinya yang bersinggungan langsung dengan lansia dalam kegiatan kesehariannya. Karenanya, kepedulian menjadi kunci. Nilai ini juga diinternalisasi dalam serangkaian kegiatan manasik di Tanah Air dan bimbingan ibadah di Tanah Suci.***

Editor: Ali A

Sumber: kemenag.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler