MTDB Gempa Bumi Sumedang Berakhir, Tidak Diperpanjang Kata Pj Bupati

8 Januari 2024, 13:47 WIB
Pasien RSUD Sumedang dievakuasi imbas gempa pada Minggu, 31 Desember 2023. /Facebook/Wbr /Brave/Pikiran-Rakyat

BANJARNEGARAKU.COM - Masa Tanggap Darurat Bencana (MTDB) Gempa Bumi Sumedang berakhir pada Minggu 7 Januari 2024. Gempa bumi Magnitudo M4,8 mengguncang daerah Sumedang, Jawa barat pada jam 20:34:24 WIB Minggu, 31 Desember 2023.

Gempa M4,8 ini berpusat di 1,5 kilometer timur Kota Sumedang, Jawa Barat, pada kedalaman 5 Km. Episenter gempa terletak tepatnya pada koordinat 6,85 LS dan 107,94BT berlokasi di darat sekitar 2 Km timur laut kabupaten Sumedang. Gempa ini termasuk gempa dangkal dan dirasakan masyarakat banyak yang sedang bersiap menyambut tahun baru 2024. 

Baca Juga: Timses Prabowo-Gibran Hampiri Moderator saat Debat Capres: Ini Penilaian Negatif, KPU Buka Suara Begini...

Dilansir dari KabarSumedang, Penjabat Bupati Sumedang, Herman Suryatman memberi keterangan tentang MTDB. Hal ini dilakukan usai melaksanakan rapat evaluasi tanggap darurat penanganan bencana gempa bumi, di ruang tengah Gedung Negara, Sabtu 6 Januari 2024 petang. Pj Bupati Herman menegaskan bahwa MTDB gempa di Sumedang sudah tidak perlu diperpanjang lagi, dikarenakan potensi gempa sudah mulai relatif menurun. 

MTDB gempa bumi di wilayah Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat berakhir pada Minggu, 7 Desember 2024. Keputusan ini didasari atas laporan dari Kepala Pelaksana BPBD Sumedang dan Kepala BMKG Bandung, yang menyatakan bahwa saat ini situasi dan kondisi di Sumedang sudah relatif aman, dan harus segera mulai memasuki masa transisi.

"Sesuai laporan dari BPBD dan BMKG, saat ini perkembangan gempa di Kabupaten Sumedang sudah mulai relatif aman. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk tidak memperpanjang masa tanggap darurat bencana gempa di Sumedang," ujar Herman. 

Baca Juga: Program Prioritas Pj Bupati Banyumas Disampaikan saat Pimpin Apel Perdana 2024, Apa Saja?

Namun demikian, Herman tetap mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap berbagai kemungkinan bencana. Soalnya, pada musim hujan seperti ini, wilayah Kabupaten Sumedang, memang cukup rawan terjadi bencana. 

"Walaupun masa tanggap darurat bencana akan berakhir, tapi masyarakat harus tetap waspada," tutur Pj Bupati Sumedang. 

Setelah berakhirnya MTDB, maka untuk penanganan bencana gempa di Kabupaten Sumedang akan dilanjutkan dengan proses masa transisi. Pada masa transisi ini, Pemkab Sumedang akan fokus untuk menyalurkan bantuan, dan memastikan warga terdampak bisa kembali ke rumahnya masing-masing atau tidak tinggal lagi di pengungsian. 

Baca Juga: Tim SAR Turun Tangan Evakuasi Warga, Akibat Bencana Longsor dan Banjir Bandang di Cipondoh - Cisalak

"Nanti setelah masa transisi selesai, baru kita akan masuk pada masa pemulihan pasca bencana berupa tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Harapan kami, di bulan Februari nanti, semuanya sudah masuk tahapan rehab rekon," tuturnya. 

Kerusakan akibat gempa 31 Desember 2023 di Sumedang

Guncangan gempa bumi M4,8 Sumedang menurut Badan Geologi dari kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), berasal dari sesar Cipeles. Sesar ini membentang dari barat daya ke arah timur laut sungai Cipeles, berada di ujung timur laut Sesar Cileunyi-Tanjungsari.

“Badan Geologi mengatakan segmen Sesar Cipeles menjadi penyebab gempa bumi di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, 31 Desember 2023 dan 1 Januari 2024,” demikian dikutip dari Pikiran Rakyat

Pada kunjungan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto ke Sumedang pada 5 Januari 2024, pj Bupati Herman mengungkapkan kerusakan terdata akibat gempa bumi 31 Desember 2023.

Dilansir dari Sumedang Raya, pj Bupati melaporkan kerusakan pada pidatonya. 

"Bencana gempa bumi ini tersebar di 12 kecamatan, dan merusak 1.642 rumah dan semua itu berdasarkan dari RT, RW dan Desa," ungkapnya.

Kemudian, tambah Pj Bupati, ada 505 Kepala Keluarga mengungsi dengan jumlah jiwa 1.602 orang yang tersebar di 10 titik pengungsian. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan bantuan bagi 6 rumah yang rusak berat, 11 rumah rusak sedang dan 242 rumah rusak ringan. ***

 

 

 

 

 

Editor: Aris BRAVE

Sumber: Pikiran Rakyat Sumedang

Tags

Terkini

Terpopuler