Hati-hati! Tradisi Pulang Kampung Mudik Lebaran 2024 Bakal Berpotensi Diguyur Hujan

14 Maret 2024, 23:48 WIB
Sirkulasi Siklonik. Hati-hati! Tradisi Pulang Kampung Mudik Lebaran 2024 Bakal Berpotensi Diguyur Hujan /Pixabay

BANJARNEGARAKU.COM - Momen Lebaran 2024 kali ini pemudik musti berhati-hati, pasalnya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memprediksi momen mudik Lebaran 2024 akan diguyur hujan. Bahkan, pada periode Maret-April 2024, potensi kuat terjadi curah hujan ekstrem.

Padahal, Hari Raya Idul Fitri 2024 akan jatuh pada 10-11 April 2024. Sedangkan cuti bersama Idul Fitri 2024 ditetapkan selama empat hari, yakni 8, 9, 12, dan 15 April 2024.

Baca Juga: Bencana Hidrometeorologi Kian Meresahkan, Inilah 16 Daerah Berpotensi Terdampak, BMKG: Warga Waspada!

"Pertama, harus sadari ada sedikit perpanjangan dari musim hujan yang kita kira puncaknya sudah berakhir di bulan Februari," ucap Pakar Klimatologi BRIN, Erma Yulihastin pada Kamis 14 Maret 2024.

"Akan tetapi, ketika masuk bulan Maret dan April masih ada potensi curah hujan meningkat bahkan ekstrem," ujarnya menambahkan.

Bahkan, menurut Erma Yulihastin, Indonesia pada periode 18 Maret 2024 akan mengalami kondisi cuaca tidak baik. Pada periode tersebut, Indonesia akan terkena gangguan cuaca Siklonik.

Baca Juga: Ini 15 Contoh Soal OSN IPA SD MI dengan Kunci Jawaban Terbaru Sukses Tingkat Kabupaten 2024

"Gangguan Siklonik sudah jelas di Perairan Selatan Jawa. Sekarang, bahkan terbentuk dua lagi yang ada di bagian timur di selatannya Nusa Tenggara," katanya.

Dijelaskan Erma Yulihastin, gangguan Siklonik ini terjadi akibat pertemuan gelombang-gelombang di atmosfer. Di satu sisi, pertemuan gelombang-gelombang di atmosfer inilah yang akan berperan untuk menahan gangguan Siklonik.

"Artinya menahan sehingga Siklonik tadi itu tidak cepat menyeluruh, tidak cepat menjauh menuju ke Australia. Namun mungkin akan agak lama, kita sebutnya sistemnya kemudian menjadi stasioner," tuturnya.

Baca Juga: BMKG Banjarnegara: Hujan dan Angin Kencang Akibat Bibit Siklon 91S Bisa Berlangsung Hingga Bulan April 2024

Pulau Jawa Tertutup Bibit Siklon

Dari pantauan BRIN, melalui penampakan citra satelit per Rabu 13 Maret 2024, Pulau Jawa tertutup awan siklon sekira pukul 22.20 WIB. Bibit siklon ini sudah nampak sejak 11 Maret 2024 kemarin, dan mendekat wilayah Jabodetabek.

Selain itu, berdasarkan citra satelit Himawari-9 IR Enhanced, pengamatan radiasi dilakukan pada panjang gelombang 10,4 mikrometer. Semakin dingin suhu puncak awan, akan ditandai dengan warna jingga hingga merah.

Jika diamati, pada bagian yang berwarna jingga atau merah, berarti pertumbuhan awan yang signifikan telah terjadi. Hal itu berpotensi memicu terbentuknya awan cumulonimbus.

Baca Juga: Mengenal Minyak Makan Merah yang Pabriknya Baru Saja Diresmikan Jokowi, Benarkah Lebih Sehat dan Murah?

Sebenarnya Erma Yulihastin sebelumnya, sudah memperingatkan adanya pergerakan bibit siklon 91S menuju Jabodetabek. Dia menyatakan kemunculan bibit siklon adalah hal yang sangat langka. Bahkan bibit siklon yang terjadi sebelumnya adalah saat banjir besar di Jakarta tahuN 2002.

Akibat bibit siklon tersebut pula, Jakarta tahun 2002 diguyur hujan selama berhari-hari pada dini hari.

“Bibit siklon 91S semakin mendekat Jabodetabek. Ini adalah event langka yg mengulang penyebab banjir besar Jakarta 2002 karena vorteks telah menyebabkan hujan dini hari yang persisten selama berhari-hari di Jakarta. Saya menyeret tim ke lapangan untuk memantau efek badai 91S ini,” ujar Erma Yulihastin.

Apa Itu Awan Siklon?

Awan siklon yang sering dijumpai di Indonesia adalah Siklon Tropis. Siklon ini memiliki ukuran yang sangat besar, dan disertai angin kencang dengan gumpalan awan.

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Gelar Mudik Gratis 2024, Berikut Daftar Kota Tujuannya

Siklon tropis memicu dampak serius bagi tempat yang dilaluinya. Dampak yang sering terjadi adalah angin kencang, hujan deras berjam-jam, bahkan berhari-hari yang memicu banjir, gelombang tinggi, dan gelombang badai.

Apabila ada di laut, siklon tropis memicu adanya gelombang tinggi, hujan deras, dan angin kencang. Hal ini bisa mengganggu pelayaran internasional dan berpotensi menenggelamkan kapal.

Siklon tropis bisa memutar air dan menimbulkan gelombang laut yang tinggi. Jika siklon tropis ditemui di daratan, bisa memicu angin kencang yang merusak atau meghancurkan kendaraan, bangunan, jembatan dan benda lain.

Baca Juga: Imbas dari Banjir di Semarang, 4 Perjalanan Kereta Api Dialihkan Jalurnya....

Siklon tropis bisa mengubahnya menjadi puing yang mematikan. Akan tetapi, dampak paling buruk dan paling parah adalah badai, atau peningkatan tinggi permukaan laut akibat siklon tropis. Dampak yang terjadi di lautan ini bisa mencapai daratan.

Bahkan menurut sejarah, 90 persen siklon tropis bersifat mematikan. Jika perputaran siklon tropis bisa mencapari daratan dan vertical wind shear di sekelilingnya, maka bisa menghasilkan tornado.***

DISCLAIMER: Sebagian dari artikel ini sudah tayang di Pikiran-Rakyat.com pada 14 Maret 2024, dengan judul: Mudik Lebaran 2024 Bakal Basah, Tradisi Pulang Kampung Berpotensi Diguyur Hujan.

 

 

Editor: Dian Sulistiono

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler