Pertamina Ungkap Penyebab Kelangkaan Solar Subsidi yang Terjadi di Beberapa Daerah, Begini Selengkapnya

- 29 Maret 2022, 20:33 WIB
Jejeran kendaraan yang mengantres solar di SPBU Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang
Jejeran kendaraan yang mengantres solar di SPBU Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang /Rifqi Danwanus/KABAR LUMAJANG

BANJARNEGARAKU - Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan penyebab kelangkaan solar subsidi yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

Penyebab solar menjadi langka akibat kuota turun 5 persen dan permintaan justru naik 10 persen.

Pada 2021 kuota solar subsidi Pertamina tercatat sebanyak 14,85 juta kiloliter dengan angka realisasi penyaluran sebesar 14,75 juta kiloliter.

Baca Juga: Penghasilan Gusti Ayu Dewanti Atau Dea OnlyFans Mencapai Dua Puluh Juta Per Bulan

Namun memasuki 2022 kuota solar subsidi Pertamina ditargetkan hanya sebanyak 14,05 juta kiloliter.

Dengan angka estimasi permintaan mencapai 16 juta kiloliter atau naik 14 persen.

"Gap inilah yang menyebabkan terjadinya masalah di suplai. Demand (permintaan) naik 10 persen tetapi dari sisi suplai itu kuotanya turun 5 persen," kata Nicke dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Selasa 29 Maret 2022.

"Sampai dengan akhir tahun ada peningkatan 14 persen kuotanya, tetapi di sisi lain suplai malah turun lima persen," tambah Nicke.

Baca Juga: Jelang Ramadhan, Ini yang Dilakukan Polsek Purwokerto Selatan

Selain faktor pasokan dan permintaan, jelas Nicke, faktor ketimpangan harga juga berpengaruh.

Antara solar subsidi dengan solar nonsubsidi yang mencapai Rp7.800 per liter juga menjadi penyebab kelangkaan tersebut.

Menurutnya, perbedaan harga telah mendorong peralihan konsumsi masyarakat dan industri, yang awalnya menggunakan solar nonsubsidi, lalu kini memakai solar subsidi akibat selisih harga yang tinggi.

Baca Juga: Jenazah Ditemukan Warga Dalam Keadaan Membusuk, Simak selengkapnya

"Kami menggandeng aparat penegak hukum untuk melakukan pengendalian dan monitoring di lapangan agar (solar nonsubsidi) ini sesuai dengan yang diperuntukkan," jelas Nicke.

Saat ini porsi solar subsidi terhadap keseluruhan penjualan solar yang dilakukan Pertamina mencapai 93 persen. Sedangkan porsi solar nonsubsidi hanya sebesar 7 persen.

Artikel ini telah terbit sebelumnya dengan judul Solar langka, Ini Kata Dirut Pertamina! di arahkata.com.***(Tekad Triyanto/Agnes Aflianto/arahkata.com)

Editor: Kunto Adhi Prasetyo

Sumber: ArahKata


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah