Diduga Air Bercampur Lumpur, Sebabkan Ikan Mabok di Aliran Sungai Serayu

- 2 April 2022, 08:45 WIB
Diduga Air Bercampur Lumpur, Sebabkan Ikan Mabok di Aliran Sungai Serayu
Diduga Air Bercampur Lumpur, Sebabkan Ikan Mabok di Aliran Sungai Serayu /

BANJARNEGARAKU – Sungai serayu yang membentang dari hulu di pegunungan Dieng hingga hilir yang bermuara di pantai Cilacap, merupakan salah satu sungai yang besar di wilayah Jawa Tengah.

Musim penghujan ini, aliran sungai serayu yang melewati wilayah Kabupaten Banjarnegara, Banyumas hingga CIlacap ini kerap kali debit airnya besar.

Waduk besar Jendral Soedirman yang terletak di Kabupaten Banjarnegara, sebagai salah satu bendungan yang menampung aliran dari sungai serayu.

Baca Juga: Ciri-ciri Dataran Tinggi dan Dataran Rendah, Kunci Jawaban Kelas 5 SD MI Tema 9

Ketika debit air di waduk melebihi batas di musim penghujan ini, air di waduk dikurangi dan dialirkan ke sepanjang aliran sungai yang melintasi di Kabupaten Banjarnegara sampai Cilacap.

Pengurangan air dari waduk ini kerap kali keruh dan membawa material lumpur.

Ada fenomena alam yang menarik dan menjadi perhatian warga yang berada di sepanjang aliran Sungai Serayu pada Jumat, 01 April 2022.

Sejak pagi hari, sekira pukul 06.00 WIB, puluhan warga Desa Dermasari, Kecamatan Susukan, Banjarnegara memadati lokasi sepanjang aliran Sungai Serayu. Tepatnya sekitar lokasi Jembatan Serayu, penghubung Desa Dermasari, Kecamatan Susukan, Banjarnegara dengan Desa Kedunglegok, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga.

Baca Juga: Kunci Jawaban Kelas 2 SD MI Tema 8 Halaman 190, Udin Lahir Bulan Januari

Aliran air Sungai Serayu tampak meluap hingga pinggiran tebing sungai. Sehingga, warga hanya berada di pinggiran sungai saat melihat fenomena tersebut.

Secara geografis, sebelah utara Desa Dermasari dilalui aliran Sungai Serayu yang membentang dari timur hingga barat desa. Sejak semalam hingga pagi hari, hujan turun dengan intensitas cukup lebat di Desa Dermasari dan wilayah sekitarnya.

Kondisi air Sungai Serayu tampak begitu keruh. Air berwarna putih kecoklatan mengalir cukup deras. Sesekali tampak ikan-ikan muncul di permukaan air Sungai Serayu. Bukan hanya satu atau dua ikan, tapi terkadang muncul juga segerombolan ikan.

Seperti mendapatkan rejeki dadakan, warga Desa Dermasari tak menyia-nyiakan fenomena langka "banjir ikan" di Sungai Serayu. Ikan-ikan yang berusaha menepi ke pinggiran Sungai berusaha ditangkap warga.

Baca Juga: Umat Islam di China Memulai Puasa Ramadhan 1443 H pada Minggu 3 April 2022

Mengetahui hal tersebut, warga lain yang mendapat informasi dari mulut ke mulut lalu berduyun-duyun menuju pinggiran Sungai Serayu. Mereka berusaha memanfaatkan situasi fenomena alam tersebut.

"Iwake pada mendhem," ungkap Aji Mustofa, Warga Desa Dermasari, Susukan dengan logat ngapaknya.

Menurutnya, ada kemungkinan aliran air dari pintu bendungan yang mengandung endapan lumpur bercampur air mengalir di Sungai Serayu hingga wilayah Desa Dermasari. Akibatnya, banyak ikan yang tidak kuat hidup dalam air bercampur lumpur tersebut.

Warga memanfaatkan alat-alat penangkap ikan yang dimiliki. Diantaranya seser, jala, tedong. Selain itu, tampak ada warga yang hanya menggunakan alat seadanya, bahkan memakai tangan kosong untuk menangkap ikan.

"Kemungkinan ikan tidak kuat, sebab air terlalu pekat, dan tampak di bagian insang terdapat lumpur tanah, sehingga tidak bisa bernafas, akhirnya banyak yang mati," terang Warga Desa Dermasari lainnya, Jamingun.

Baca Juga: Pemerintah Berikan BLT Minyak Goreng Sebesar Rp300 Ribu, Ringankan Beban Masyarakat, Terhitung April-Juni

Ditambahkannya, sejumlah jenis ikan yang biasa hidup di aliran Sungai Serayu berhasil di tangkap oleh warga. Diantaranya ikan-ikan yang berukuran besar seperti ikan tawes, baceman, jaher, cenggaringan, palung, melem, gabel dan lainnya. Untuk ikan yang berukuran kecil seperti sili juga ada yang tertangkap dengan alat penangkap ikan warga.

Ada ikan yang berhasil ditangkap masih dalam kondisi hidup, namun banyak juga yang sudah mati ikannya. Warga memasukkan ikan ke dalam wadah yang sudah dipersiapkan dari rumah.
"Ada yang dapat lima kilogram, sepuluh kilogram bahkan lebih, sekandi, " katanya.

Warga sangat senang mendapatkan ikan dadakan di pagi hari. Hasil tangkapan ikan dimanfaatkan untuk lauk pauk keluarga, namun ada juga yang dijual ke warga lainnya. Dengan kisaran harga Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu rupiah. "Lumayan Mas, sudah tak jual ikannya, bisa untuk tambahan memenuhi kebutuhan sehari-hari, " terangnya.

Baca Juga: Senam Lantai Menggunakan Alat, Pembahasan dan Kunci Jawaban PJOK Kelas 4 SD Halaman 139

Warga lain, M. Nurudin menyatakan, bukan kali pertama ada fenomena alam seperti ini. "Dulu pernah, tapi tidak sebanyak ini ikan yang menepi ke pinggiran sungai," terangnya.

Sementara itu, Adit, Penyuluh Perikanan Mandiraja dan Purwonegoro didampingi Jumadi, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Wilayah Binaan Desa Dermasari BPP Kecamatan Susukan saat dikonfirmasi menyatakan kejadian tersebut dimungkinkan karena pintu bendungan sedang dibuka, sehingga air dan lumpur bercampur, lalu naik ke atas. Akibatnya air keruh, sehingga ikan yang berada di aliran Sungai Serayu menepi ke daratan.


"Ada laporan dari Mandiraja juga sama, ikan minggir, karena air keruh, " pungkasnya. ***

Editor: Dimas D. Pradikta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x