Ia mengaku belum mengetahui pasti penyebab ricuh, namun dugaan sementara yang ia terima karena salah kelompok suporter tidak menerima hasil kekalahan tim.
"Sementara penyebabnya tidak terima timnya kalah. Kan tidak boleh seperti itu. Ini olahraga. Ini pertandingan, hari ini bisa menang, bisa kalah. Sehingga kondisinya kita harus terima. Sebab tidak ada satupun yang mau kalah, jadi jangan menyalahkan timnya, atau pemainnya, pasti mereka sudah berusaha," ujar Zainudin.
Kericuhan yang berujung lebih dari 100 korban jiwa akibat tindakan suporter di stadion sangat disesalkan Zainudin.
Apalagi izin suporter untuk menyaksikan pertandingan secara langsung di stadion baru diberikan awal kompetisi musim ini.
"Saya prihatin, harusnya ini nggak boleh terjadi karena begitu kita sudah bebaskan boleh ada penonton yang tadinya pertandingan ada penonton kemudian ada permintaan masyarakat. Supaya ada penontonnya maka tidak bisa dijaga, tentu saya sangat prihatin atas kejadian ini," kata Zainudin.
Ia mengatakan pihak Kemenpora akan melakukan komunikasi bersama PT LIB dan PSSI untuk menentukan langkah selanjutnya terkait teknis kelanjutan kompetisi liga musim 2022.
"Saya komunikasi dengan PT LIB. Apa langkah selanjutnya yang akan mereka lakukan. Apakah diteruskan tanpa penonton, hal-hal yang lain yang menjadi pertimbangan PSSI dan PT LIB, karena itu kan menjadi area mereka," tuturnya.
Menurut Zainudin, kericuhan yang sampai menimbulkan korban jiwa itu menjadi alarm bahwa suporter sepak bola Indonesia perlu diedukasi kembali.