Pemerintahan Modi telah menyerukan sidang khusus parlemen diadakan pada 18-22 September.
Politisi oposisi dan komentator berspekulasi bahwa kesempatan ini dapat digunakan untuk mengubah nama negara.
Sidang itu bakal menjadi sidang pertama di gedung parlemen yang baru dibangun dan menampilkan peta Bharat Raya. Peta ini mencakup wilayah negara tetangga seperti sebagian Afghanistan, seluruh Pakistan, Nepal, Bangladesh, Sri Lanka, dan Myanmar.
Negara-negara tetangga India secara resmi telah melakukan protes.
Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka Kelas 4 Halaman 46: Kalimat Majemuk!
Sidang pertama di gedung parlemen yang baru boleh jadi akan bertujuan mengubah nama India.
Kritikus mengatakan BJP mempunyai kebiasaan menggunakan ikon budaya Hindu sebagai tokoh sejarah dan pihak oposisi sudah bersiap untuk melakukan konfrontasi terhadap rencana terbaru tersebut.
"Meskipun tidak ada keberatan konstitusional untuk menyebut India 'Bharat', yang merupakan salah satu dari dua nama resmi negara ini, saya berharap pemerintah tidak akan sebodoh itu untuk sepenuhnya membuang nama 'India', yang memiliki nilai yang telah terbangun selama berabad-abad," papar Shashi Tharoor, anggota parlemen dari Partai Kongres Nasional India, memposting di X, situs yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.