Selain itu, menjelang hari raya fenomena perayaan hari kemenangan terlihat dengan antusias masyarakat untuk berbelanja segala kebutuhan. Budaya ini, biasanya didukung dengan cara menabung jauh jauh hari. Namun, tabungan itu kadang terkendala, jika di sebuah perkumpulan ternyata di simpan pinjamkan.
Nah, kondisi ini yang memicu kata saur muncul. Si pemegang Simpan Pinjam berteriak, 'Saur... di saur niki tanggungane, tabungane pun bade dibagi.'
Berikut adalah penggunaan kata 'Saur' di bulan Ramadhon dan juga menjelang hari raya.
1. Saur... Saur Monggo Kulo Aturi Enggal Enggal Saur!Keranten wekdalipun sampun jam setengah sekawan.
Artinya: Sahur... sahur, Mari saya persilakan cepat cepat sahur!Karena waktunya sudah jam setengah empat.
2. Saur... di saur niki tanggungane, tabungane pun bade dibagi.
Artinya: Dibayar lunas... dibayar lunas ini tanggungannya, tabungannya sudah akan dibagi.
Berdasarkan 2 kalimat di atas, penggunaan kata 'saur' memiliki arti yang berbeda.
Pada kalimat 'Saur... saur Monggo Kulo Aturi Enggal Enggal Saur!Keranten wekdalipun sampun jam setengah sekawan.', kata 'saur' memiliki arti makan sahur, atau makan yang dilakukan di pagi buta sebelum fajar.