MWC NU Purwareja Klampok Adakan Giat Peningkatan Kompetensi Tamir Masjid dan Nadzir Wakaf

28 Mei 2023, 19:35 WIB
MWC NU Purwareja Klampok Adakan Giat Peningkatan Kompetensi Tamir Masjid dan Nadzir Wakaf /Banjarnegaraku.com

BANJARNEGARAKU.COM - Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Purwareja Klampok, Banjarnegara, menggelar kegiatan Peningkatan Kompetensi Tamir Masjid dan Nadzir Wakaf serta sosialisasi dan ngaji falak, pada Minggu 28 Mei 2023.

Bertempat di MTs Riyadush Solihin, sedikitnya 80 peserta yang terdiri dari, tamir masjid, nadzir wakaf, lembaga/departemen serta banom dibawah naungan MWC NU Purwareja Klampok.

Sultoni SH Ketua MWC NU Kecamatan Purwareja Klampok dalam sambutannya mengungkapkan, pihaknya akan terus giat menyiarkan dan melakukan pelatihan maupun sosialisasi untuk nguri-nguri Nahdlatul Ulama di Kecamatan Purwareja Klampok.

Baca Juga: Jonathan Khemdee Buang Medali Perak, Pertanda Gantung Sepatukah?

Kegiatan ini, sebagai salah satu bukti bahwa NU tak lekang oleh waktu, justru dengan adanya pelatihan, sosialisasi ini akan semakin meningkatkan wawasan, pengetahuan maupun kompetensi warga NU dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

"Kita undang narasumber yang kompeten di bidangnya, untuk saling bertukar keilmuan dan wawasan, sesuai dengan aturan dengan harapan, pengelolaan Masjid/Mushola NU di Purwareja Klampok akan semakin lebih baik," jelasnya.

Toto Subagyo MAg Ketua PC Lembaga Tamir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) Kabupaten Banjarnegara sebagai pemateri pertama menyampaikan beberapa kelemahan Masjid/Mushola NU yang saat ini telah dilakukan perbaikan-perbaikan, baik mulai dari pengelolaan, kebersihan, dan sebagainya.

Baca Juga: Strategi Cegah Pernikahan Anak harus Jitu agar Tingkatkan Indek Pembangunan Manusia meningkat

Pada akhir materinya, Toto menyampaikan harapan kedepan kepada pengelola Masjid/Mushola NU, kedepan pengurus NU di semua tingkatannya harus hadir memfasilitasi, melakukan advokasi dan mendampingi aspirasi dan harapan tamir serta warga Masjid/Mushola.

Masjid/Mushola NU harus memiliki bukti fisik legalitas sertifikat wakaf dan nadzir NU serta SK pengurus tamir, serta mulai menata niat dan mindset, bahwa tamir wakif dan nadzir adalah "khidmatul ummat wa khaadimuhu" bukan penguasa.

Pembicaraa selanjutnya yaitu Juliana Pangestu yang mengisi tentang sosialisasi dan ngaji falakiyah, dengan topik utamannya, menghitung jadwal awal waktu sholat dan puasa secara akurat di setiap titik koordinat masjid dan mushola, untuk memenuhi syarat syah sholat dan puasa.

Pembicara dengan logat Banyumasan ini memulai paparan presentasi dengan gaya yang cukup menarik, dengan memperkenalkan produk ciptaannya yaitu ASR atau teknologi jam sholat abadi elektronik.

Baca Juga: Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan Mayat dalam Karung di Kolong Tol Cilincing

Produk ASR produksi Teknindo atau Teknologi Indonesia milik Juliana Pangestu ini, sebagaimana dijelaskan telah melalui proses uji coba dan kajian selama 7 tahun.

Juliana bahkan pernah mendapat somasi soal hak cipta. Saat membuat merk ASR, ia dianggap meniru Asrock, yakni merk motherboard komputer. Padahal, ASR adalah teknologi jam sholat abadi elektronik.

Ada persoalan menarik yang dibahas pada acara ngaji falakiyah bareng warga NU di Kecamatan Purwareja Klampok, yakni soal jam digital di beberapa masjid dan mushola, yang mana sudah otomatis dan juga digital.

Namun, ada pertanyaan serius. Apakah jam tersebut, sudah menampilkan waktu sholat yang tepat dan dikonfirmasi oleh kemenag?

Juliana mencontohkan, gedung Burj Khalifa, dalam satu gedung dengan ketinggian hampir 0,5 km, yang di dalam gedungnya memiliki perbedaan waktu.

Baca Juga: Dakwah Islam Melalui Hadrah, Kesenian Islam yang Berisikan Shalawat, Simak Selengkapnya...

"Di lantai 1 dengan lantai menengah dan tertinggi, bisa selisih hingga 3 menit," jelasnya saat memberikan pencerahan kepada warga NU Purwareja Klampok.

Juliana mengungkapkan, agar jadwal sholat sangat perlu dikonfirmasi dengan perhitungan ilmu Falak, bahkan saat ini telah ditemukan alogaritma untuk penentuan waktu sholat.

Pada akhir paparan materinya, Juliana turut menyampaikan tentang filosofi dari produk teknologi yang telah diproduksinya, yakni ASR, Ia juga mempraktekan dan memperlihatkan ASR ini kepada peserta.

Sementara, Edi Sutrisno sebagai pemateri memberikan penjelsan terkait apa itu nadzir wakaf.

Nadzir berasal dari kata kerja bahasa Arab nadzara-yandzuru-nadzaran yang mempunyai arti, menjaga, memelihara, mengelola dan mengawasi.

Baca Juga: Benjo Teamlo Meninggal Dunia, dan Simak Juga Perjalanan Karir Benjovi Teamlo Berikut Ini...

Adapun nadzir adalah isim fa’il dari kata nadzir yang kemudian dapat diartikan dalam bahasa Indonesia dengan pengawas (penjaga).

Sedangkan nadzir wakaf atau biasa disebut nadzir adalah orang yang diberi tugas untuk mengelola wakaf.

Nadzir wakaf adalah orang atau badan hukum yang memegang amanat untuk memelihara dan mengurus harta wakaf sesuai dengan wujud dan tujuan wakaf tersebut.

Sedangkan menurut undang-undang nomor 41 tahun 2004 pasal 1 ayat (4) tentang wakaf menjelaskan bahwa Nadzir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.

Baca Juga: Djoko Setijowarno: Kebijakan Insentif Kendaraan Listrik Tidak Tepat Sasaran

Pada acara tersebut, Edi memberikan sejumlah kasus yang sering muncul di antaranya berkurangnya ukuran tanah wakaf, perubahan fungsi wakaf tidak sesuai dengan ikrarnya dan berubahnya status tanah wakaf menjadi milik perorangan.

Serta kasus lain yang muncul di antaranya ikrar wakif (yang berwakaf) tidak tertulis, hanya di depan masyarakat, ditukar, diwariskan ke keturunan nadzir, dan nganggur jadi lahan kosong.

Menyikapi kondisi ini, ia mengajak kepada seluruh elemen terkait wakaf untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan ini melalui langkah nyata.

Di antaranya dengan mendata ulang objek wakaf dan melaporkan data nadzir, serta mendata tanah yang belum di sertifikasi.

Usai acara, Sultoni SH Ketua MWC NU Purwareja Klampok mengungkapkan, dengan adanya kegiatan ini, kedepan MWC NU akan menargetkan seluruh tanah yang digunakan dalam kegiatan NU akan tersertifikasi seluruhnya.

"Kedepan MWC NU menargetkan seluruh tanah yang digunakan untuk kegiatan NU, akan tersertifikasi, karnan hal ini juga sudah masuk menjadi program kerja kepengurusan MWC NU," tegas Sultoni.***

 

Editor: Dimas D. Pradikta

Tags

Terkini

Terpopuler