Terbitkan Novel Berbahasa Banyumasan 'Panginyongan', Ini Kata Penulis Novel Berjudul Kaki Tupon lan Nini Rikem

- 30 Januari 2023, 14:09 WIB
Sumiyati warga Gerduren Purwojati, sang penulis novel 'Kaki Tupon lan Nini Rikem' dengan menggunakan bahasa panginyongan atau bahasa Banyumasan yang juga dikenal dengan bahasa ngapak
Sumiyati warga Gerduren Purwojati, sang penulis novel 'Kaki Tupon lan Nini Rikem' dengan menggunakan bahasa panginyongan atau bahasa Banyumasan yang juga dikenal dengan bahasa ngapak /Prokopim Banyumas

“Ini baru jilid satu, nanti akan ada jilid-jilid berikutnya,” ujarnya.

Lewat novel setebal 202 halaman itu, Sumiyati tak hanya menggambarkan penderitaan dari keluarga miskin di perdesaan, tapi juga ingin menyampaikan betapa keras perjuangan orangtua agar dapat menyekolahkan anaknya hingga menjadi orang sukses.

Baca Juga: Ada Perempuan Melahirkan di Pos Pendakian Gunung Slamet, Kok Bisa? Simak Selengkapnya

“Rintangan apapun bisa dilewati sampai nanti anak-anak mereka jadi orang sukses,” tuturnya.

Budayawan Banyumas Ahmad Tohari mengapresiasi terbitnya novel berbahasa panginyongan itu lantaran bahasa daerah kini terancam punah dan perlu terus dilestarikan.

“Bahasa daerah adalah puncak dari kebudayaan daerah. Puncak kebudayaan daerah itu bukan lengger, bukan ebeg (kuda lumping), tapi bahasa itu sendiri yang menjadi utama.

Kesenian tradisional seperti lengger dan ebeg itu ada parikan (puisi rakyat) menggunakan bahasa banyumas,” papar Tohari yang juga penulis novel “Ronggeng Dukuh Paruk”.

Baca Juga: Masih Dibuka! Ini Syarat dan Dokumen yang Perlu Disiapkan untuk Daftar jadi Petugas Pantarlih Pemilu 2024

Menurut Tohari, untuk memajukan suatu bangsa, dibutuhkan gerakan literasi yang masif.

Lewat membaca dan menulis, seseorang dituntut untuk kreatif sekaligus peka terhadap kearifan juga kegelisahan yang ada di sekitarnya.

Halaman:

Editor: Dimas D. Pradikta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x