“Kepala desa dalam menganggarkan dana desa untuk penanganan stunting diminta yang serius, sing temenan. Minimal dianggarkan 10 persen sesuai dengan permendesa,” ujar bupati.
Dalam rapat koordinasi yang juga dihadiri oleh Wakil Bupati Purbalingga Sudono selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Purbalingga terungkap sejumlah wilayah masih memiliki angka stunting di atas rata-rata nasional yakni lebih dari 14 persen. Di antaranya di Kecamatan Mrebet, Padamara, Bojongsari, Bukateja, Karangreja, Kertanegara, Karangmoncol, dan Kutasari.
Baca Juga: 25 Contoh Soal Matematika Kelas 5 SD MI Kurikulum Merdeka Bilangan Cacah sampai 100.000
Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga Jusi Febrianto menjelaskan upaya percepatan penurunan stunting di Purbalingga melalui pemberian makanan tambahan terbagi menjadi tiga lapis. Lapis pertama, kata Jusi, berada di tataran pemerintah desa melalui posyandu.
“Di posyandu, pemerintah desa memberikan makanan tambahan kepada semua balita yang ditimbang,” kata dia.
Ketika ditemui ada balita yang memiliki berat badan di bawah rata-rata (under weight) maka petugas posyandu akan merujuknya ke puskesmas setempat. Di puskesmas, lanjut Jusi, balita tersebut akan di-treatment dengan diberi makanan tambahan.
“Jika berat badannya belum juga membaik, balita itu akan dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan pendampingan dan makanan tambahan. Intinya penanganan stunting dimulai dari tingkat puskesmas, sedangkan di posyandu lebih kea rah preventif,” jelas Jusi.***