BANJARNEGARAKU - Kondisi sakaratul maut merupakan keadaan ketika roh manusia akan berpisah dengan jasadnya secara perlahan.
Sakaratul maut seseorang dengan yang lainnya tentu berbeda-beda, tergantung amal perbuatannya.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, kondisi sakaratul maut antara orang beriman dan orang suka maksiat tentu jauh berbeda.
Baca Juga: Profil Sinoeng N Rachmadi Pejabat Walikota Salatiga, Dilantik Gubernur Jawa Tengah pada 22 Mei 2022
Lantas, apa perbedaannya? Simak penjelasan dari Ustadz Adi Hidayat berikut ini.
Dilansir Banjarnegaraku.com pada kanal YouTube Alif Nos Kriwil yang diunggah pada 3 November 2019, berikut perbedaannya:
Bagi orang-orang yang beriman ketika menghadapi sakaratul maut dalam kondisi tenang, sementara orang yang suka maksiat mengalami kesusahan.
Selain dalam kondisi tenang, orang yang beriman akan mudah dalam menghadapi sakaratul maut.
Kemudian akan ditampakkan surga, sebagai balasan amal baik yang telah dilakukannya selama hidup di dunia.
"Allahu Akbar mudah sekali. Kata nabi, bagaikan mengeluarkan satu rambut yang sangat halus tipis dari adonan tepung yang luar biasa lunaknya, tinggal narik," jelas Ustadz Adi Hidayat.
Baca Juga: Yayasan Kekar Indonesia Tangkal Riba, Kepengurusan Baru Dideklarasikan, Simak Selengkapnya
Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan orang yang suka maksiat saat mengahadapi sakaratul maut.
Kondisi pikirannya menjadi kacau, mulutnya sering kali mengacau atau berbicara tak karuan, dan tindakan yang tidak terukur.
Kondisi tersebut tak hanya disebabkan oleh perbuatan maksiat saja tetapi juga dipengaruhi oleh godaan setan.
"Jika terbiasa berbuat maksiat maka maksiat akan ditampakkan dalam benaknya, membuat kacau keadaan pikirannya,
Diganggu kemudian oleh setan, itu yang menyebabkan pikirannya sering meracau, mulutnya sering mengacau, tindakannya tidak terukur," jelas Ustadz Adi Hidayat.
Nah itu dia perbedaannya sakaratul maut orang beriman dan orang suka maksiat***