Mengapa Banyak Kiyai Berpolitik? Begini Penjelasan Gus Baha

29 November 2023, 23:32 WIB
Gus Baha dan Ganjar Pranowo. /Twitter/@ganjarpranowo/

BANJARNEGARAKU.COM Politik merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia terutama dalam sistem demokrasi seperti yang dianut oleh Indonesia. Politik berkaitan dengan pengelolaan kepemimpinan suatu negara serta pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kepentingan rakyat.

Seiring dengan berkembangnya zaman, politik telah menjadi arena pertarungan kekuasaan yang silih berganti. Tidak dapat dipungkiri bahwa politik banyak dipengaruhi oleh faktor agama dan etnis.

Namun, bagaimana jadinya jika tidak ada orang Islam yang terlibat dalam dunia politik? Tentunya hal ini akan sangat berdampak pada keberlangsungan politik di Indonesia terutama mengingat bahwa mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim.

Baca Juga: TPN Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Buka Penggalangan Dana Kampanye untuk Pilpres 2024

Sebagaimana dijelaskan oleh ulama asal Rembang Gus Baha dalam sebuah kanal youtube akun  @TaufikHidayat-rc2hq. menurutnya jika negara dipimpin oleh orang suka membuat aturan semena – mena apa jadinya?

“Andaikan nggak ada orang islam yang cakap politik, terutama yang soleh – soleh, kemudian negara ini membuat aturan ala mereka, sholat dianggap larangan, pengajian dianggap larangan juga kan repot,” ucap Gus Baha.

Larangan mendirikan sholat, pengajian dan aktivitas peribadahan lainnya dalam sebuah negara pasti akan menimbulkan kontroversi dan perdebatan.

Sholat dan pengajian merupakan ritual agama yang sangat penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Sehingga, kebijakan seperti ini dapat memicu kemarahan dan perlawanan dari masyarakat muslim.

Baca Juga: Gus Baha Beberkan Kunci Selamat dari Siksa Kubur, Oo Ternyata Hanya dengan Surat Ini!

Itulah mengapa para kiyai dari zaman dahulu terjun kedalam dunia politik.

“Makanya mulai dulu kiyai – kiyai itu ya politik karena nggak ingin negara ini diatur oleh orang yang anti sholat, antiagama. Karena kalau negara terserah yang njabat kemudian yang jabat tidak soleh bisa nganggap maksiat tidak illegal, yang pengajian justru illegal, disini kenapa ya banyak orang – orang soleh dulu ya rata – rata berpolitik mulai sebelum kemerdekaan sampai setelah kemerdekan,” imbuhnya.

Dalam kajian tersebut Gus Baha juga menjelaskan filosfi dari para kiya yang yang trejun ke dalam politik walaupun terkadang ada oknum yang tidak seperti itu.

Baca Juga: Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Menang 60 Persen di Jawa Barat, Ini Target Gerindra pada Pilpres 2024

“Jadi itu ya ada filosofinya, nah bahwa ada oknum – oknum yang tidak seperti itu, ya monggo itu oknum kok, tapi sebetulnya awal – awalnya kenapa banyak orang soleh yang politik ya kerana nggak ingin negara ini dipimpin oleh orang – orang yang anti kebaikan, antiagama,” tegas Gus Baha

Adapun jika suatu negara dipimpin oleh orang – orang soleh yang terjun ke politik keberkahan bagi suatu negara tersebut berkonstitusi secara Islami meskipun, bukan negara islam tapi hak – hak asasi manusia terjaga.

“Sehingga berkahnya apa? Berkahnya negara ini berkonstitusi secara Islami meskipun, bukan negara islam tapi hak – hak asasi manusia terjaga,” pungkasnya.***

Editor: Ali A

Sumber: Youtube TaufikHidayat-rc2hq

Tags

Terkini

Terpopuler