Sembilan Kerjasama dalam Beribadah Kepada Allah, Kerjasama dalam Mentaati Perintah Allah

BANJARNEGARAKU.COM - Paska pelaksanaan ibadah hari raya idul adha tahun ini, mari kita mengambil salah satu hikmahnya yaitu dengan melakukan kerjasama dalam beribadah kepada Allah.

Salah satu hikmahnya adalah dengan saling menghargai dalam segala bentuk perbedaan dalam pelaksanaannya.

Kerjasama dalam beribadah kepada Allah, disampaikan secara daring oleh Drs. Akhmad Kifni dan yang mendasari dari tema ini terdapat QS As-Saffat : 102.

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Baca Juga: Renungkan! Kejar Dunia ataukah Kejar Akherat, Manakah yang Lebih Baik, Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Artinya: Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".

Dapat disimpulkan bahwa ada sembilan kerjasama dalam mentaati ibadah kepada Allah:

Baca Juga: Cara Mudah Atasi Masalah Ekonomi, Baca Amalan Ini, 100 Kali Sebelum Sholat Subuh, Kata Habib Novel Alaydrus

Pertama, Kerjasama dalam mentaati perintah Allah

Pelajaran ini bisa kita ambil dari kerjasama Nabi Ibrahim, anaknya Ismail dan ibunya Siti Hajar.

Sukses itu ditopang dengan kerjasama dengan semua pihak. "Super tim lebih kuat dari pada superman," ungkap Kifni.

Kedua, Cintanya kepada Allah mengalahkan cintanya kepada selainnya.

Cinta kepada anak, istri, dan dunia boleh, akan tetapi tidak boleh mengalahkan cintanya kepada Allah.

Baca Juga: Sedulur Papat Limo Pancer, Kakang Kawah Adi Ari-ari, Memahami Makna Asal Usul Manusia, Berikut Selengkapnya

Ketiga, "Hai anakku", merupakan salah satu cara untuk mendekatkan emosional orang tua kepada anaknya.

Makna dari menyebut anaku adalah hak ayah dan ibu kepada anaknya.

Keempat, Mimpi yang benar adalah salah satu wujud kenabian.

Nabi Yusuf dan Nabi Ibrahim pernah bermimpi dengan mimpi yang benar.

Apabila seseorang mengalami keraguan, maka laksanakan sholat istikharoh untuk memohon petunjuk.

Baca Juga: Hitungan Dasar Hukum Alam Sri, Lungguh, Dunya, Lara, Pati, Begini Selengkapnya

Kelima, Memberi pendapat

Mimpi nabi Ibrahim berupa perintah Allah untuk menyembelih anaknya, dalam hal ini Nabi Ibrahim tetap untuk memberi pendapat kepada anaknya yaitu Nabi Ismail.

Keenam, Memberi pelajaran kedudukan antara posisi kursi ayah dan anak

Betapa indahnya seorang anak memanggil kepada orang tua dengan sebutan ayahnya, ini artinya mengandung keturunan.

Ketujuh, Anak dan ayah yang taat, mampu menjalankan perintah Allah

Andai Nabi Ismail menolak perintah Nabi Ibrahim, maka tidak akan terjadi perintah Allah.

Baca Juga: Dokter Cantik RSI Banjarnegara Jelaskan Fakta GERD, Simak Selengkapnya, Nomor Lima Paling Mudah Dilakukan

Kedelapan, Hendaklah mengatakan sesuatu tidak memastikan tapi dengan istilah "Insyaalah"
Kerjakan apa yang Allah perintahkan, "Insyaalah jika Allah menghendaki".

Keterbatasan manusia, maka tidak bisa memastikan segala sesuatu yang dikatakan maka dengan cara mengucapkan istilah Insyaalah.

Kesembilan, Taat kepada Allah menghasilkan sesuatu yang membahagiankan dan orang yang tidak taat akan memperoleh kecemasan.

Baca Juga: Peletakan Batu Pertama Pasar Sokawera, Berikut Pesan dan Harapan Bupati Banyumas Selengkapnya

Betapa taatnya ibunya (Siti Hajar) kepada Allah. Memperoleh balasan dari Allah, ternyata Nabi Ismail di ganti dengan kibas atau domba.

Demikian sembilan kerjasama dalam beribadah kepada Allah, semoga dapat menambah khasanah kita.***