Dia minta tolong ibu guru TK menjelaskan kehadirannya, sebelum kemudian membagikan uang kepada anak-anak sambil mengatakan, "Mbah dimintakan ampun kepada Allah ya!"
Kemudian, setelah perkenalan aneh tersebut, tokoh yang suka menyebut dirinya Sarkub alias Sarjana Kuburan ini sering ke rumah dengan penampilan khas.
Tidak lagi seperti petani; tapi campuran antara citra kiai, pengusaha, dan rakyat jelata: mengenakan jas, peci hitam yang lancip, selalu naik mobil yang cukup mewah -paling sering naik jeep Mercedes Benz- dan memakai sandal japit atau bahkan kadang nyeker, tanpa alas kaki.
Baca Juga: Kenali Karakter Manusia Berdasarkan Hari Pasaran Jawa, Ini Penjelasan Suhu Padepokan Carang Seket
Kebiasaan istimewa tokoh ini saat rawuh ke rumah: duduk hanya sebentar, lalu minta izin ke dapur; lalu membagi-bagi uang kepada siapa saja yang ada di dapur.
Lalu minta izin untuk memberi uang kepada ibuku (almarhumah nyai Ma'rufah Bisri), kepada mbakyuku (Nyai Muhsinah Cholil), dan ibunya anak-anak (almarhumah bu Siti Fatmah).
Kemudian bergegas kesana-kemari untuk memberikan uang tidak hanya kepada mereka yang dituju, tapi juga kepada siapa saja yang berpapasan; apakah itu anak-anak, santri, atau orang yang kebetulan lewat.
Baca Juga: Manfaat Kelor! Ini Kata dr Agus Ujianto, Daun Ajaib yang Mampu Menyeimbangkan Metabolisme Tubuh
Maka hampir semua penduduk seputar gubug kita hafal kebiasaan istimewa ini