Menggapai Kesempurnaan Puasa Ramadhan, Ini yang Dilakukan Rosulullah SAW - 3

- 3 April 2023, 07:18 WIB
Prof Ahmad Rofiq
Prof Ahmad Rofiq /Ali A/

10). Memperbanyak kesibukan dengan mencari ilmu membaca Al-Qur’an dan mendarasnya, berdzikir dan memperbanyak shalawat pada Nabi saw baik malam atau siang. Dasarnya sabda Rasulullah saw: “Sesungguhnya Nabi saw adalah sebaik-baik manusia dalam kebaikan, dan sebaik-baik keadaan yang ada di bulan Ramadhan, Ketika Jibril menemuinya”.
Dalam Riwayat yang lain: “Jibril menjumpai Nabi saw di setiap malam Ramadhan, maka ia mendaras Al-Quran”. Demikian juga amal perbuatan lainnya yang berwujud kebaikan. Karena sedekah di bulan Ramadhan dilipatgandakan pahalanya”. 

11). Beriktikaf, tak terkecuali di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Karena iktikaf adalah mendekatkan diri untuk mengondisikan jiwa dari hal-hal yang terlarang, memenuhinya pada hal-hal yang diperintahkan, dan berharap untuk mendapatkan keutamaan malam lailatul qadar.

Rasulullah saw berjuang (berjihad) di sepuluh hari terakhir dan di hari lainnya beliau tidak mengusahakannya (Riwayat Aisyah). Sesungguhnya Nabi saw kala memasuki sepuluh hari (terakhir) beliau menghidupkan malam dan menjauhi istri, dan membangunkan keluarganya” (Muttafaq alaih). 

Baca Juga: Puasa Baik untuk Penderita Diabetes, Ini Penting Diperhatikan Ungkap Dokter...

Ibadah puasa musti disempurnakan dengan membayar zakat fitrah. Dasarnya: “Rasulullah saw memfardlukan zakat fitrah satu sha’ kurman atau satu sha’ gandum bagi hamba dan orang merdeka, laki-laki dan perempuan, anak-anak dan orang dewasa dari orang Islam” (Riwayat Jamaah). Dalam riwatar yang lain, diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas ra.


“Sesungguhnya Nabi saw memfardlukan zakat fitrah untuk mensucikan orang yang puasa dari ucapan/perbuatan yang sia-sia dan kata-kata jorok dan memberi makan orang-orang miskin. Barangsiapa menunaikannya sebelum shalat (Idul Fitri) maka ia zakat yang diterima, dan barangsiapa menunaikannya sesudah (shalat Idul Fitri) maka ia berarti sedekah biasa dari sedekah” (Riwayat Abu Dawud). Dari Jarir bin Abdillah ra, sesungguhnya Nabi saw bersabda: “(Pahala puasa) bulan Ramadhan digantung di antara langit dan bumi dan tidak diangkat kepada Allah kecuali dengan (dibayarnya) zakat fitrah).

Baca Juga: Jokowi: Saya Pusing Dua Minggu Ini Gara-Gara Bola, Imbas Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

Hadits tersebut menurut beberapa ahli hadits disebut hadits dha’if, akan tetapi Rasulullah saw sudah memfardlukan zakat fitrah, untuk membersihkan orang yang puasa dari perbuatan yang sia-sia dan perkataan yang porno (kotor), dan memberi makan orang-orang miskin, dan waktunya maksimal sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri, maka tentu dapat difahami dengan jelas, bahwa ibadah puasa tidak akan sempurna apabila zakat fitrahnya tidak dibayarkannya.

Demikian juga, zakat mal bagi orang-orang yang sudah memiliki batas kepemilikan minimal (nishab), setara dengan 85 gram emas, dan rentang waktu aman dalam satu tahun (haul), maka wajib dibayarkan zakatnya. Secara umum 2,5% dari penghasilannya.   
Allah a’lam bi sh-shawab. Semoga bermanfaat.

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x