Demi NKRI Berdaulat, Prof Ahmad Rofiq: Berani Berhijrah karena Wani Ngalah Luhur Wekasane

- 21 Juli 2023, 11:47 WIB
Prof Ahmad Rofiq
Prof Ahmad Rofiq /Dwi Widiyastuti/



BANJARNEGARAKU.COM - Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia adalah orang yang beruntung, dan barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia adalah orang yang merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia adalah orang yang celaka (Ali Ibnu Abi Thalib Karramallâhu Wajhah).

Islam menghendaki pemeluknya untuk senantiasa meningkatkan kualitas hidupnya, baik pada sisi material, intelektual, lebih lagi pada sisi moral-spiritualnya.

Cara terbaik untuk meningkatkan kualitas hidup pada tahun 1444 H ini adalah dengan kembali bercermin dan meneladani ruh dan makna hijrah itu sendiri.

Hijrah yang berakar kata hajara juga memiliki arti meninggalkan atau menjauhkan diri.

Secara zhahiriy, hijrah adalah perpindahan dari suatu tempat menuju ke tempat yang lebih baik.

Baca Juga: Waktu Mustajab Baca Surah Al Araf Agar Rezeki Allah Datangkan, Ini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Secara ma’nawiy, hijrah adalah perubahan dari satu kondisi kepada kondisi yang lebih baik.

Secara etimologis, hijrah baik secara dhahiriyah maupun maknawiyah, yang telah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat Ra, dari kota Mekkah menuju Yatsrib (Al-Madinah Al-Munawwarah).

Hijrah adalah meninggalkan dari apa saja yang dilarang oleh Allah, sebagaimana Rasulullah saw bersabda: “al-Muslimu man salima l-Muslimuna min lisanihi wa yadihi wa l-muhajiru man hajara ma naha Allah ‘anhu” artinya “Orang yang beragama Islam adalah orang-orang (yang bisa menjaga) orang Islam lainnya selamat dari lisan dan tangannya, dan orang yang hijrah adalah orang-orang yang meninggalkan larangan Allah” (Riwayat Al-Bukhari, No. 6484).

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x