Tanggal 1 Robiul Awal 1445H Jatuh Pada Tanggal Berapa? Berikut Jadwal dan Amalan Sunnahnya

- 16 September 2023, 23:27 WIB
Maulid Nabi 12 Rabiul Awwal 1445 H Bisa Dimulai Kamis 28 September 2023, PBNU Instruksikan Sebarluaskan Pengumuman
Maulid Nabi 12 Rabiul Awwal 1445 H Bisa Dimulai Kamis 28 September 2023, PBNU Instruksikan Sebarluaskan Pengumuman /Antara@Akbar_Nugroho_dumai/

BANJARNEGARAKU.COM - Bulan Rabiul Awal merupakan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, tepatnya pada 12 Rabiul Awal. Di tanggal tersebut umat muslim seluruh dunia akan merayakannya dengan berbagai tradisi dan kegiatan keagamaan.

Dalam kalender Hijriah, bulan Rabiul Awal merupakan bulan ketiga. Lantas, kapan Rabiul Awal mulai tanggal berapa pada penanggalan Hijriah?

Mengacu pada Pengumuman Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdatul Ulama (NU) dengan Nomor Pengumuman 043/LF-PBNU/IX/2023 tentang Awal Bulan Robiul Awal 1445H yang berdasarkan kepada Surat Keputusan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdatul Ulama (NU) dengan Nomor Pengumuman 002/SK/LF-PBNU/IX/2023 yang meneybutkan bahawa, elah dilaporkan penyelenggaraan rukyatul hilal pada Jumat wage, 29 Shafar 1445H/15 September 2023 M pada 21 titik di seluruh Indonesia. Seluruh lokasi tidak melihat hilal Sebagia tindak lanjutnya, maka awal Bulan Robiul Awal 1445H bertepatan dengan Ahad Legi 17 September 2023 M (mulai Malam Ahad) atas dasar istikmal.

Seperti yang telah disebutkan di atas, pada bulan Rabiul Awal ini umat Islam akan merayakan salah satu hari yang sangat spesial. Hari itu adalah hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal.

Baca Juga: Keren! SMPIT Mutiara Hati Latih Peserta Didik Berjiwa Enterpreneur dalam 1 Hari

Pada tahun 2023 ini, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW atau 12 Rabiul Awal akan jatuh pada hari Kamis, 28 September 2023. Selain itu, umat islam juga sangat dianjurkan untuk melakukan badah sunah pada Bulan Robiul Awal. Diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Memperbanyak Membaca Sholawat

Menurut Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Ali dalam kitab Kanzun an-Najah wa al-Surur halaman 130, ia menganjurkan untuk memperbanyak membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saw di bulan Rabiul Awwal.

Pasalnya, bulan ini merupakan bulan kelahiran dan wafatnya Nabi Muhammad Saw. Menurut Syekh Abdul Hamid terdapat pelbagai keutamaan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saw, khususnya di bulan Rabiul awal.

Shalawat merupakan bentuk cinta dan penghormatan yang tinggi seorang hamba kepada Nabi Muhammad Saw. Lebih dari itu, shalawat pada hakikatnya merupakan doa dan permohonan kepada Allah SWT agar Nabi Muhammad Saw senantiasa dimuliakan dan diberikan syafaat di hari kiamat.

Baca Juga: Gempa M5,3 di Kepulauan Talaud, Sisi Tepi Utara Indonesia

memperbanyak membaca shalawat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. Hal ini karena shalawat merupakan bentuk pujian dan doa kepada Nabi Muhammad saw, yang merupakan utusan Allah swt.

Dengan memperbanyak membaca shalawat, kita akan semakin dekat dengan Allah swt dan Nabi Muhammad saw, sehingga keimanan dan ketakwaan kita akan semakin meningkat. Selain itu, shalawat juga dapat mendatangkan ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup.

Hal ini karena shalawat memiliki makna yang mendalam, yaitu memohon keselamatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan bagi Nabi Muhammad. Dengan membaca shalawat, kita akan merasakan ketenangan dan kedamaian dalam hati, sehingga hidup kita akan lebih bahagia.

  1. Puasa Sunnah di Bulan Robiul Awal

Dalam Islam, berpuasa di hari kelahiran Nabi Muhammad tidak dilarang, bahkan dianjurkan. Hal ini karena Nabi Muhammad sendiri sering berpuasa di hari Senin, yang bertepatan dengan hari kelahirannya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam Muslim, di mana Nabi Muhammad bersabda bahwa beliau dilahirkan, diutus, dan menerima wahyu pada hari Senin.

 Baca Juga: Talauad Sulawesi Utara diguncang Gempa 5,3 Magnitudo, Tidak Berpotensi Tsunami

Hal ini terdapat dalam hadis riwayat Imam Muslim, Nabi bersabda:

 وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الاِثْنَيْنِ قَالَ ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ

Artinya: "Nabi Saw ditanya mengenai puasa hari Senin. Beliau menjawab; Itu adalah hari aku dilahirkan, pada hari itu aku diutus dan pada hari itu aku mendapatkan wahyu."

Berdasarkan kitab Kanz an-Najah wa s-Surur fi al-Ad’iyati allati Tasyrohu as-Shudur memperbanyak berpuasa dan membaca shalawat di bulan Rabiul Awal adalah salah satu cara untuk mengungkapkan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ini adalah tindakan ibadah yang dianjurkan dan dianggap sangat baik dalam Islam.

Selain itu, banyak umat Muslim juga mengadakan berbagai acara dan kegiatan keagamaan selama bulan ini untuk mengenang dan merayakan kelahiran Nabi.

  1. Mengadakan Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Dalam kitab Al-Wasail fi Syarhis Syamail, Imam As-Suyuthi menyebutkan beragam keutamaan dan keberkahan memperingati Maulid Nabi. Salah satu keutamaannya adalah mendapatkan naungan rahmat dari Allah dan para malaikat.

 Baca Juga: KPU Banjarnegara Kenalkan Pemilu dan Demokrasi kepada Siswa MTs

Menurut Imam Suyuthi, para malaikat mengelilingi rumah, masjid, atau perkemahan yang dijadikan tempat peringatan Maulid Nabi. Hal ini menunjukkan bahwa Allah mengutus para malaikat untuk memberikan perlindungan dan mendoakan kebaikan bagi para penghuni tempat tersebut. Selanjutnya, orang yang senantiasa mengadakan maulid Nabi, maka para malaikat meminta ampunan dosa bagi penghuni tempat tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Allah memberikan kesempatan bagi para penghuni tempat tersebut untuk mendapatkan pengampunan dosa dari-Nya.

Sementara itu, dalam kitab Al-Tanbihatul Wajibat, KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), menjelaskan bahwa peringatan maulid Nabi Muhammad adalah perbuatan yang tidak dilarang dalam Islam.

Bahkan, banyak para imam dan ulama yang menganjurkan agar senantiasa mengadakan peringatan maulid setiap bulan Rabiul Awal, bulan kelahiran Nabi Muhammad. Menurut KH. Hasyim Asy’ari, peringatan maulid yang dianjurkan para imam mazhab dan ulama adalah kegiatan yang diisi dengan bacaan Al-Quran, kisah kemuliaan Nabi Muhammad, disuguhi hidangan makanan, atau bahkan diiringi dengan tabuhan rebana.

 Baca Juga: Waduh! Di Semarang Ada Profesor Doktor Master Agama Terbukti Menyontek Makalah Orang Lain

Kegiatan-kegiatan tersebut tidak dilarang dalam Islam, asalkan dilakukan dengan menjaga adab dan tidak mengandung unsur kemusyrikan. KH Hasyim Asy’ari menjelaskan bahwa peringatan maulid Nabi Muhammad bertujuan untuk mengenang kelahiran dan mengagungkan kemuliaan beliau. Peringatan maulid juga dapat menjadi sarana untuk mempererat tali persaudaraan sesama umat Islam.

Dengan melakukan amalan-amalan tersebut, kita dapat mengungkapkan rasa syukur kita atas kelahiran Nabi Muhammad dan sekaligus meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah. Kita berharap, Allah Swt senantiasa membimbing di jalan yang lurus dan menjadikan kita umat Nabi Muhammad SAW yang sejati, yang kelak akan mendapatkan syafaat dari beliau di akhirat. Amin.***

Editor: Ali A

Sumber: PBNU


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah