BANJARNEGARAKU.COM - Selama bulan puasa, kebiasaan tidur menjadi sebuah fenomena yang menarik untuk diamati. Banyak dari kita cenderung memilih untuk beristirahat lebih banyak dan mengurangi aktivitas-aktivitas lainnya, bahkan sampai mengurangi jam kerja.
Hal ini tak terlepas dari kondisi tubuh yang sering kali terasa lemas dan kurang bertenaga selama menjalani puasa.
Ketika seseorang berpuasa, kurangnya asupan nutrisi selama berhari-hari membuat tidur menjadi solusi yang diandalkan untuk mengatasi kelelahan dan kelemahan fisik yang mungkin dirasakan. Namun, ironisnya, pola tidur selama bulan puasa sering kali menjadi tidak teratur.
Baca Juga: Perang Badar: Perang Pertama Rasulullah dan Kabar Bantuan Pasukan Malaikat
Hal ini terutama disebabkan oleh kebutuhan untuk bangun di waktu sahur, yang memaksa seseorang untuk terbangun di tengah malam.
Dampaknya, banyak orang yang berpuasa merasa mengantuk dan kurang bersemangat menjalani aktivitas sehari-hari.
Namun, perlu dikaji lebih dalam apakah tidur sepanjang hari ketika berpuasa adalah suatu hal yang diperbolehkan atau tidak.
Pemikiran ini ditegaskan oleh KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang lebih akrab dikenal sebagai Gus Baha, dalam salah satu ceramahnya di kanal YouTube Ngaji Gus Baha.
Baca Juga: Gus Baha: Makna dan Pentingnya Nuzulul Quran bagi Setiap Muslim
Gus Baha menjelaskan bahwa dari perspektif Ushul Fiqh, orang yang banyak tidur selama bulan puasa seharusnya tidak dipandang sama dengan orang yang meninggalkan ibadah-ibadah seperti salat dhuha, salat tahajud, dan ibadah lainnya.