Proyeksi Kenaikan Suhu di Indonesia, Salah Satu Dampak Terburuknya Kemarau Basah, Begini Penjelasan BMKG

- 11 Juli 2022, 09:21 WIB
Ilustrasi Suhu Bumi. (Pixabay.com)
Ilustrasi Suhu Bumi. (Pixabay.com) /

Rata-rata per stasiun pada Bulan Juli 2022 yang diperoleh dari 86 stasiun pengamatan BMKG menunjukkan anomali positif atau lebih panas,

rata-rata dari klimatologinya terjadi di wilayah Indonesia tengah ke timur, dengan anomali maksimum tercatat di Stasiun Meteorologi Umbu Mehang, Sumba Timur.

"Anomalinya sudah 1,2 derajat celcius di atas rata-rata suhu udara di tahun 1981-2010, di atas rata-rata 30 tahun. Ini anomali yang tertinggi, " katanya.

Baca Juga: Revitalisasi Bahasa Daerah, Balai Bahasa Provinsi Jateng Gelar Pelatihan Guru Utama Bahasa Jawa

Anomali berbeda-beda setiap daerah, tergantung kondisi lokal. Seperti sering terjadinya Karhutla, tutupan lahan, hijau lahannya sudah semakin berkurang atau lahan terbukanya.

"Aktivitas manusia dengan menggunakan energi fosil itu intensif di sana, itu bisa berpengaruh. Jadi, sangat tergantung pada karakteristik lokal dan kondisi topografi setempat, " urainya

Apakah topografinya memungkinkan untuk terjadinya hujan? Sehingga kelembaban itu bisa terpengaruh.

Baca Juga: Sinopsis FILM HOROR Ivanna, Kisah Teror Hantu Noni Belanda, Akan Tayang di Bioskop 14 Juli 2022

Selain kelembaban, ditambahkan Dwikorita Karnawati, kecepatan dan arah angin, itu juga dikontrol oleh topografi ataupun kondisi tubuh air yang ada di sekitar.

Sementara itu, terkait dampak terburuk akibat kenaikan suhu, BMKG menyatakan sejumlah hal, baik bagi tubuh manusia maupun dampak bagi lingkungan sekitar.

Halaman:

Editor: Dimas D. Pradikta

Sumber: Instagram @infobmkg


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah