Tim Teknik Geologi Unsoed Petakan Kerawanan Bencana Kecamatan Karangmoncol, Berikut Selengkapnya

- 19 Juli 2022, 10:10 WIB
Tim Teknik Geologi Unsoed Petakan Kerawanan Bencana Kecamatan Karangmoncol
Tim Teknik Geologi Unsoed Petakan Kerawanan Bencana Kecamatan Karangmoncol /Humas Pemkab Purbalingga

BANJARNEGARAKU.COM - Tim dari Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto memaparkan hasil Studi Proyek Independen Tentang Pergerakan Tanah di Wilayah Kecamatan Karangmoncol, Senin, 18 Juli 2022 di Ruang Rapat Bupati.

Penelitian ini merupakan program Mahasiswa Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Unsoed Purwokerto.

Dosen Pembimbing Lapangan FT Unsoed Indra Permana Jati ST MT mengatakan, melalui penelitian ini pihaknya ingin membantu bagaimana bencana di Purbalingga dimenejemen dengan baik. Sehingga implikasinya adalah keselamatan.

Baca Juga: Geger! Warga Temukan Mayat di Saluran Irigasi Kalibenda Banjarnegara

"Bencana selalu ada 'ketidakpastian' sehingga yang kita gunakan adalah mitigasi atau bergerak ke arah aman. Jika saat ini pemerintah daerah masih fokus di emergency rensponse, kita melangkah agar bagaimana bencana itu tidak terjadi," katanya.

Sementara itu Azwar Fajri selaku mahasiswa Geologi Unsoed yang melaksanakan studi ini memaparkan Kecamatan Karangmoncol didominasi bencana tanah longsor.

Sedangkan longsor itu sendiri bisa terjadi tidak hanya terjadi karena satu faktor, tapi ada faktor pengontrol dan pemicu.

Baca Juga: Jelang Musorkab! Pendaftaran Calon Ketua KONI Purbalingga Dibuka, Berikut Selengkapnya

"Setelah kita uji, bencana longsor di Karangmoncol banyak terjadi di satuan batu pasir (8 longsor) dan lava andesit (8 longsor)," kata Fajri mengupas satu per satu.

Ditambahkan Fajri, aspek litologi tersebut merupakan parameter utama, selanjutnya dari aspek kemiringan lereng, hasil menunjukan di kemiringan 16 - 35 derajat lebih sering terjadi longsor (23 longsor).

Baca Juga: Bupati Kebumen: Tingkatkan Kinerja dan Pelayanan Kepada Masyarakat, PPDI Bakal Mendapat Gaji Ke 13

Sedangkan dari segi elevasi, longsor paling banyak terjadi di ketinggian 600 - 800 meter (10 longsor). Longsor juga sering terjadi di daerah dengan jarak struktur geologi kurang dari 500 meter (17 longsor).

"Jangan lupa peran dari air yang juga pemicu longsor, dan kejadian yang kita temukan juga berkorelasi dimana longsor yang ditemui lebih banyak terjadi di dekat dengan sungai dengan jarak kurang dari sama dengan 100 meter (28 longsor)," katanya.

Baca Juga: Hari Bhakti Adyaksa, Kejaksaan Negeri Banjarnegara Gelar Donor Darah Peduli Kemanusiaan

Selanjutnya dari segi tutupan lahan, pemukiman lebih sering terjadi longsor (14 longsor). Demikian dari segi kerapatan sungai, kejadian longsor lebih sering terjadi di kerapatan 4-6 km/km persegi (16 longsor).

"Dari tujuh parameter tersebut kita satukan menjadi sebuah peta kerawanan tanah longsor Kecamatan Karangmoncol. Hasilnya : zona tinggi rawan longsor 25,26% dan zona sangat tinggi rawan longsor 24,63%. Dengan demikian hampir separuh wilayah Karangmoncol rawan terjadi longsor," katanya.

Baca Juga: Kuatkan Kecintaan Pada Almamater, 80 Santri Baru Ikuti MPLS di Ponpes Mumtaza Banjarnegara

Dari hasil kajian ini ada beberapa langkah yang dilakukan sebagai mitigasi/ risk reduction.

Diantaranya menyediakan sistim informasi kebencanaan, yaitu menyediakan web GIS atau peta kerawanan longsor yang bisa diakses siapapun melalui internet termasuk form pelaporan kejadian di dalamnya.

Baca Juga: 49 Pangkalan PMR di Banjarnegara Ikuti Lomba Uji Wawasan Kepalangmerahan

"Kita juga melakukan capacity building karena kita tidak bisa hanya mengandalkan dari responder bencana. Kita juga perlu menguatkan dari masyarakatnya itu sendiri makanya kita membuat program capacity building ada sosialisasi, dan rambu informasi," katanya.

Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda R Imam Wahyudi SH MSi mengucapkan terimakasih atas peran serta FT Unsoed dalam membantu Pemkab Purbalingga dalam memetakan kerawanan bencana di wilayah Karangmoncol ini.

Baca Juga: Jajal Off Road di Baturraden, Gubernur Ganjar Dukung Pengembangan Potensi Wisata Out Door

"Program atau hasil dari kegiatan MBKM ini menjadi suatu referensi yang sangat bermanfat dalam rangka merumuskan suatu kebijakan, kemudian membuat suatu kegiatan dan mengalokasikan anggaran untuk mengimplementasikan kegiatan tersebut," kata Imam.***

 

Editor: Dimas D. Pradikta

Sumber: Humas Pemkab Purbalingga


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah