Sulianti Saroso Dokter Inspiratif, Inilah Profil dan Dedikasinya di Dunia Kesehatan...

- 10 Mei 2023, 10:40 WIB
Google Doddle hari ini. Sulianti Saroso Dokter Inspiratif, Inilah Profil dan Dedikasinya di Dunia Kesehatan...
Google Doddle hari ini. Sulianti Saroso Dokter Inspiratif, Inilah Profil dan Dedikasinya di Dunia Kesehatan... /Google dan Dokumen Keluarga/

Sehingga tidak heran apabila nama Prof Dr Sulianti Saroso disematkan sebagai nama rumah sakit tersebut pada saat peresmian pada tahun 1995.

Profil Sulianti Saroso

Sulianti Saroso lahir pada tanggal 10 Mei 1917, di Karangasem, Bali. Ia merupakan anak dari Dokter M. Sulaiman. Sulianti menempuh pendidikan dasar berbahasa Belanda ELS (Europeesche Lagere School). Kemudian ia melanjutkan pendidikan menengahnya di Dymnasium Bandung yang merupakan sekolah elite dengan mayoritas siswanya berkulit putih.

Baca Juga: Prof Dr Sulianti Saroso Ada di Google Doodle Hari Ini, dan Kiprahnya pada Kesehatan Ibu dan Anak

Pada tahun 1942, Sulianti lulus sebagai dokter dari Geneeskundige Hoge School (GHS), atau Sekolah Kedokteran STOVIA di Batavia. Saat masa kekuasaan Jepang hingga awal kemerdekaan, ia bekerja sebagai dokter di RS Umum Pusat di Jakarta atau RS Cipto Mangunkusumo.

Saat ibu kota negara pindah ke Yogyakarta, Sulianti pindah tugas menjadi dokter republiken serta bekerja di RS Bethesda Yogyakarta. Di sini, ia dan teman-temannya menjadi dokter perjuangan yang mengirim obat-obatan ke kantung-kantung gerilyawan publik. Mereka juga terlibat dalam berbagai organisasi perempuan, seperti Wanita Pembantu Perjuangan, Organisasi Putera Puteri Indonesia, dan organisasi resmi KOWANI.

Baca Juga: Guru TPQ harus Bisa Membangun Kemandirian, Banyak Cara Menuju Itu

Perjalanan bersejarah Sulianti Saroso

Pada tahun 1947, Sulianti menjadi salah satu delegasi KOWANI guna menghadiri Konferensi Perempuan se-Asia di New Delhi. Di sini ia dan teman-temannya mengupayakan pengakuan resmi untuk kemerdekaan Indonesia.

Sulianti pernah meringkuk selama dua bulan di penjara pada saat pasukan Pemerintahan Sipil Hindia Belanda (NICA) menguasai Yogyakarta, tepatnya pada tahun 1948. Pascarevolusi kemerdekaan, dia mendapatkan beasiswa dari WHO, dan memiliki kesempatan untuk belajar mengenai tata kelola kesehatan ibu dan anak di beberapa negara Eropa.

Halaman:

Editor: Dimas D. Pradikta

Sumber: Portalpekalongan.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Formasi PPPK 2023 Provinsi Jambi

22 September 2023, 19:09 WIB

Formasi PPPK 2023 Kabupaten Brebes

22 September 2023, 19:02 WIB

Formasi PPPK 2023 Kabupaten Bengkulu Tengah

22 September 2023, 18:56 WIB

Formasi PPPK 2023 Kabupaten Sigi

22 September 2023, 18:37 WIB

Terpopuler

Kabar Daerah

x