"Perjanjian Bipartisan ini adalah kemenangan besar bagi ekonomi kita dan rakyat Amerika," ujar Biden dalam sebuah pernyataan.
Biden menambahkan, dia akan segera menandatangani RUU ini menjadi undang-undang. Dia juga berujar bakal membuat pernyataan tambahan pada Jumat 2 Juni 2023 pukul 19.00 malam waktu setempat.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan AS mewanti-wanti bahwa Washington tidak akan bisa membayar semua utangnya pada 5 Juni jika Kongres gagal bertindak pada saat itu.
bidenBaca Juga: Biden Peringatkan AS Alami Resesi! Kecuali, Partai Republik Dukung Kanaikan Plafom Utang Negara
Dengan undang-undang ini, batas hukum pinjaman federal pun akan ditangguhkan hingga 1 Januari 2025. Tidak seperti kebanyakan negara maju lainnya, AS membatasi jumlah utang yang dapat dipinjam pemerintah, terlepas dari pengeluaran yang dialokasikan oleh legislatif.
Kantor Anggaran Kongres nonpartisan memprediksi RUU ini akan menghemat 1,5 triliun dolar AS selama 10 tahun. Jumlah ini di bawah pengurangan defisit 3 triliun dolar AS, terutama melalui pajak baru yang diusulkan Biden.
Terakhir kali AS mendekati default atau gagal bayar utang terjadi pada 2011. Kondisi saat itu memukul pasar keuangan dan menyebabkan penurunan peringkat kredit pemerintah untuk pertama kalinya serta mendorong biaya pinjaman negara.
Baca Juga: AS Terancam Gagal Bayar Utang, Pertemuan Joe Biden dan McCarthy Tidak Hasilkan Kesepakatan
Bila pemerintah AS dan Kongres AS gagal mencapai kesepakatan terkait kenaikan plafon utang, maka ancaman gagal bayar di depan mata dan ekonomi AS dalam bahaya terancam resesi.