Baca Juga: Akibat Cuaca Buruk Jadwal Balapan MotoGP Australia Berubah, Berikut Jadwal Lengkapnya
Ia juga mengapresiasi AGSI yang telah berbadan hukum dan berharap akan terus menjalankan fungsi kolaborasi, fasilitasi dan komunikasi dengan Kemendikbudristek.
Sementara itu Presiden AGSI Sumardiansyah Perdana Kusuma mengungkapkan pihaknya terus menerus menata organisasi agar berfungsi optimal bagi guru sejarah se Indonesia.
"Embrio AGSI tahun 2005, dideklarasikan 2007, dan berbadan hukum tahun 2019. Kita akan terus berjuang untuk kemajuan guru sejarah, dan kita harapkan guru sejarah juga membuktikan kualitasnya dengan pembelajaran sejarah yang menarik dan asyik bagi siswa," harap Sumardiansyah.
Baca Juga: Polresta Banyumas Gelar Apel Pasukan Pengamanan Pemilu 2024, Ini Selengkapnya
Perjuangan AGSI, tambah Sumardiansyah, masih panjang. Pihaknya masih terus menagih janji Mas Menteri terkait posisi pelajaran sejarah.
"Kita tidak mau janji itu dipenuhi hanya 50 persen. Kita ingin agar frase sejarah Indonesia masuk dalam perundang-undangan. Kita ingin mata pelajaran sejarah sebagai penguat dalil kebangsaan ada di semua fase dan menjadi mata pelajaran wajib yang berdiri sendiri," tandas Sumardiansyah.
Pada even yang akan berlangsung hingga Minggu 22 Oktober 2023 mendatang, beberapa narasumber dihadirkan dan telah terkonfirmasi bisa hadir. Selain Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek Nunuk Suryani, juga hadir sejarawan JJ Rizal, serta mantan Kepala BPIP Yudi Latif. Tak hanya itu, mereka juga akan mempresentasikan karya tulis ilmiah yang telah dibuat, juga akan melakukan lawatan sejarah ke kawasan Kota Lama Jakarta.***