Tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga secara global, penyakit-penyakit arbovirus, termasuk DBD, semakin mengancam kesehatan dan perekonomian. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyoroti bahwa cakupan geografis arbovirus semakin meluas karena urbanisasi, perubahan iklim, dan pertumbuhan populasi nyamuk yang cepat.
Tedros mengungkapkan bahwa pada tahun 2023 saja, lebih dari enam juta kasus DBD dilaporkan secara global, dan jumlah kasus tersebut terus meningkat. Meskipun musim pancaroba paling intens belum dimulai di beberapa wilayah, kasus DBD tetap menjadi ancaman yang mengkhawatirkan.
Dengan adanya perubahan iklim dan dinamika sosial yang terus berkembang, upaya pencegahan dan pengendalian DBD menjadi semakin mendesak. Diperlukan kerjasama antara pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat untuk menghadapi tantangan ini.***