Di Luar Nalar, Tim Basket Latvia Hempaskan Prancis

- 28 Agustus 2023, 10:37 WIB
Latvia catatkan debut gemilang di Piala Dunia FIBA dengan kemenangan lebih dari seratus poin.
Latvia catatkan debut gemilang di Piala Dunia FIBA dengan kemenangan lebih dari seratus poin. /Brave/Fibageneva.sharepoint.com

BANJARNEGARAKU.COM - Satu hasil tak disangka di luar nalar dan sangat mengejutkan. Indonesia Arena menghadirkan guncangan bagi tim unggulan Prancis pada ajang FIBA World Cup 2023. Prancis gagal lolos ke babak kedua grup setelah menelan kekalahan kedua di Grup H. Tim Latvia hempaskan harapan Prancis untuk jadi juara. Minggu malam 27 Agustus 2023 tim Prancis siap mengemasi koper setelah kalah 86-88. 

Latvia sebelumnya memenangi pertandingan atas Lebanon. Dari hasil ini, Latvia bakal lolos ke babak kedua bersama Kanada. Pada grup H, Kanada dan Latvia akan berebut kedudukan dengan dua tim teratas Grup G untuk menuju ke babak perempat final

Kanada dan Latvia akan berhadapan pada Selasa 29 Agustus 2023 untuk menentukan juara grup. Sementara Prancis akan Melawan Lebanon hanya untuk menentukan peringkat mereka. 

Latvia menurunkan formasi tim lima pertama, Dairis Bertans, Andrejs Grazulis, Radion Kurucs, Roland Smits, dan Arturs Zagars. Sedangkan starting five Prancis adalah Evan Fournier, Nicolas Batum, Nando De Colo, Guerschon Yabusale, dan Rudy Gobert.

Tembakan tripoin dari Batum saat laga berjalan 17 detik membuka skor. Dairis kemudian menyamakan skor juga dengan tembakan tiga angka. Kedua tim bermain ketat sampai Prancis perlahan menjauh 16-9 pada pertengahan kuarter pertama. Latvia berusaha terus mendekat, tapi runner-up Olimpiade Jepang ini berhasil menutup kuarter pertama 33-26. 

Baca Juga: Terbaru! Paparan Polusi Udara Membahayakan Kesehatan Mental, Hati-hati Bro...

Kristers Zorirks membuka poin untuk Latvia pada kuarter kedua yang dibalas oleh Batum. Prancis yang wajib menang di laga ini terus menjaga keunggulan. Latvia sempat memangkas jarak 49-50 melalui tripoin Zorirks di sisa 42 detik. Namun Evan Fournier memperlebar jarak menjadi 53-49 berkat tripoinnya yang menjadi angka terakhir saat halftime.

Kuarter ketiga dibuka oleh poin Yabusele dan Fournier. Latvia terus berupaya mengejar, tapi Prancis mampu keunggulan dua digit menjadi 79-59 saat kuarter tiga tersisa tiga menit. Akhir kuarter ketiga skor 74-62 untuk Prancis.

Namun Latvia membuktikan bahwa mereka tidak sekadar berpartisipasi. Didukung oleh teriakan ribuan pendukungnya yang memenuhi hampir separuh stadion Indonesia Arena, Latvia berusaha mendekat. Dimulai oleh dunk Smits, Latvia memulai comeback epiknya. Tembakan tiga angka dari Davis Bertans membuat Latvia hanya tertinggal empat angka 72-77. Kemudian lay up Zagars membuat skor menjadi 77-74.

Latvia kehilangan Kurucs yang sudah lima kali foul, hanya beberapa detik setelah lay up-nya mendekatkan Latvia menjadi 82-81. Ia digantikan oleh Smits. 

Dalam situasi menegangkan ini, pendukung Latvia tak henti-hentinya menyuarakan dukungan. Momen kemenangan Latvia, sekaligus petaka bagi Prancis datang saat pertandingan tersisa 37 detik lagi. Gobert didakwa melakukan foul saat perebutan rebound. Keputusan ini diprotes Gobert dan rekan-rekannya, tapi wasit bergeming. Padahal Prancis hanya unggul 86-85. Dua tembakan Smits membuat Latvia akhirnya berbalik unggul 87-85.

Prancis gagal kembali memimpin saat tembakan Fournier meleset dan Yabusele yang berusaha melakukan tip in juga gagal menunaikan tugasnya. Dalam 10 detik tersisa, Fournier melanggar Zagars dan berbuah tembakan bebas, tapi hanya satu yang berhasil dimasukkannya. Prancis yang mendapatkan rebound secepat kilat menyerang. Namun tembakan tiga angka Sylvain Francesco gagal menemui sasaran. Indonesia Arena pun pecah oleh riuh teriakan sukacita pendukung Latvia.

"Ini kekecewaan yang besar untuk kami. Selamat untuk Latvia, mereka pantas mendapatkan kemenangan ini," kata Nicolas Batoum.

Ia mengatakan, Prancis akan mengevaluasi performa mereka selama di Jakarta dan akan berusaha memperbaikinya saat menjadi tuan rumah Olimpiade tahun depan.

Pelatih Prancis Vincent Collet juga memberikan selamat kepada Latvia. Ia memuji determinasi lawannya dan spirit mereka untuk mengejar ketertinggalan hingga berhasil mendapatkannya. Menurut Collet, ini mimpi buruk bagi Prancis setelah kekalahan besar dari Kanada sebelumnya.

Ia menilai timnya bisa bangkit dari kekalahan tersebut dan bereaksi dengan baik, tapi hanya berlangsung selama tiga kuarter. Prancis kesulitan di kuarter akhir.

"Spirit kami tidak bisa menyamai Latvia dalam beberapa menit terakhir. Saya pikir itu yang membuat perbedaan. Kami juga membuat beberapa foul yang konyol dan sekali gagal melakukan jaga ganti," ujar Collet.

"Ini mungkin kemenangan terbesar dalam sejarah Latvia sejak 1935. Rasanya luar biasa ada banyak fans kami memenuhi gedung ini menempuh perjalanan panjang dari negara kami melawan salah satu tim top dunia. Bermain seperti di rumah sendiri, rasanya luar biasa," kata forward Latvia Davis Bertans.

"Sulit untuk mengomentari gim seperti ini. Wow, itu perasaan pertama yang ada di pikiran saya pada akhir pertandingan setelah tembakan terakhir, setelah saya menyadari apa yang telah kami lakukan, atas upaya menakjubkan pemain saya selama 40 menit," kata pelatih Latvia Luca Banchi.

Satu-satunya yang meresahkan Luca Banchi adalah cedera pada shooter timnya Dairis. Sejak awal, menurutnya, cedera dari kakak Davis ini cukup serius. Ia mengatakan dokter tim menyarankan untuk tidak memainkannya lagi sejak awal. "Kami harus menunggu hasil pemindaian," imbuhnya berbicara kondisi Dairis.***

 

Editor: Ali A

Sumber: FIBA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah