Dukung Terus! Pemerintah Indonesia Ciptakan Hujan Buatan untuk Mengurangi Tingkat Polusi di Jakarta

- 29 Agustus 2023, 14:03 WIB
Polusi Udara Jakarta
Polusi Udara Jakarta /Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta/

BANJARNEGARAKU.COM - Menurut pemantauan kualitas udara, pada tanggal 27 Agustus 2923, pelaksanaan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dapat menurunkan polusi di Ibu Kota sementara waktu. Selain itu juga menyemprotkan air dari atas gedung juga dilaksanakan oleh pemerintah untuk menurunkan tingkat polusi tersebut.

Sementara itu, kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geologi (BMKG) juga menyatakan,"operasi modifikasi cuaca yang dimulai tanggal 24 Agustus, memprediksi sekitar tanggal 26 hingga 27 Agustus, terdapat potensi dinamika atmosfir, dimana adanya gelombang rossby di Jawa Barat, maka dinamika atsmosfir itulah yang kita manfaatKan," ujarnya.

Baca Juga: LRT Jabodebek Bakal Sediakan Kantong Parkir, Mulai Beroperasi Hari Ini Senin 28 Agustus 2023

Pelaksanaannya, operasi pertama dilaksanakan pada pukul 09.00 WIB dari ketinggian 8.000 kaki di wilayah Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Bekasi sedangkan operasi yang kedua dilaksanakan pada siang hari di Jakarta Utara, Depok, dan Kota Bekasi.

"Angin terbawa  dari arah selatan, dari Bogor ini bisa masuk meluas ke Jakarta, Alhamdulillah Jakarta malam sempat kebagian juga," kata anggota TMC Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Budi Harsoyo.

Baca Juga: 18 Stasiun LRT Jabodebek Siap Beroperasi, Fasilitas Apa Saja yang Tersedia?

Menurut pemantauan IQAir menunjukkan PM 2,5 di Jakarta mencapai level terendah pada hari minggu, 27 Agustus 2023 pukul 20.00 WIB sebelum berangsur-angsur naik kembali.

Pada saat itu, Rusmawan Suwarman anggota kelompok keahlian Sains atmosfer di ITB juga menyampaikan,"hutan buatan memang dapat membantu menurunkan polusi, tapi ini bukan polusi jangka panjang," ujarnya.

"Sedangkan jangka panjangnya adalah mengatasi dari sumbernya,"ia menambahkan.

" ini usaha jangka pendek, kalau sudah tidak kerja lagi TMC dan dalam kondisi musim kering, ya akan muncul lagi polusinya, ini balap-balapan,"Ujarnya.

Baca Juga: Kapan KTT ASEAN 2023 di Jakarta? Begini Agenda dan Lokasinya

Tim modifikasi cuaca memanfaatkan potensi hujan dari awan yang sudah ada. "TMC ini kalau main bola diibaratkan striker, sejago jagonya striker kalau tidak dapat suplay bola jika tidak akan mencetak gol. Kami ini standby terus, begitu ada suplay ya kita bikin gol, kira-kiranya begitu, suplaynya potensi hujan," kata Budi Harsoyo dari BRIN.

"Andaikata itu tidak semai, mungkin akan tetap terjadi hujan,  tapi intensitasnya tidak sebesar itu, dan areanya pun tidak seluas itu," ia menambahkan.

Berarti itu tidak bisa dilaksanakan secara terus menerus,"Setelah masuk bulan September itu puncak kekeringan tertinggi di tahun ini, jadi yang kejadian kekeringan tahun kemarin, itu baru pendahuluan belum klimaksnya. Klimaksnya itu di bulan September," ujarnya.

Baca Juga: Daftar Calon Sementara DPRD Kabupaten Banjarnegara 2024, Cara Cek dan Linknya

Sementara itu, Tim TMC akan berusaha siap siaga sampai tanggal 2 September 2023, untuk memanfaatkan potensi hujan. Sedangkan Budi Harsoyo menyatakan,

"Mereka akan berusaha supaya ada beberapa kali hujan sebelum dimulainya rangkaian kegiatan KTT ASEAN di Jakarta pada awal September mendatang," "Ujarnya.

Pada prinsipnya, karena keterbatasan TMC, Pemprov DKI Jakarta akan mencoba menggunakan teknologi lain. Salah satu caranya menggunakan mist generator atau generator kabut dengan menyemprotkan air dari atas gedung.

Baca Juga: Demo Guru Inpassing Memohon Hak Pengangkatan Langsung

Menurut Budi Harsoyo teknologi tersebut terinspirasi dari beberapa kota besar di dunia, seperti Bangkok, Shoul, New Delhi, dan Shanghai. Yang sudah terbukti menurunkan kerapatan polutan dipermukaan, dan menggunakan teknologi Dry ice yang mengganggu kestabilan atmosfir di udara untuk menanggulangi polutan naik ke udara.

" meski tidak menghilangkan tetapi bisa menurunkan kadar partikulat,""Ujarnya.

Mengantisipasi kedatangan pemimpin negara di KTT ASEAN, pemerintah DKI Jakarta memperbaiki kualitas udara di Jakarta yang mengganggu kesehatan.

Baca Juga: Menggelegar ke Seluruh Desa! Puncak Peringatan HUT Ke - 78 RI di Desa Klampok

Dalam prakteknya pemerintah DKI Jakarta memberlakukan Work Form Home (WFH) bagi pegawainya untuk mengurangi polusi udara di Ibu Kota. Dan meminta untuk menggunakan masker.

 

Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga telah menghentikan kegiatan empat kegiatan yang bebasis batubara. Namun banyak warga menanggapi pemerintah lamban dalam melakukan keluhan yang sudah disampaikan sejak bertahun - tahun yang lalu,***

Editor: Ali A

Sumber: Nuonline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x