Selanjutnya, saat makan malam, Nurul menyarankan sebaiknya makan makanan sesuai dengan kaidah “Isi Piringku” yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yakni dalam satu piring terdiri dari 50 persen buah dan sayur dan 50 persen karbohidrat (diperoleh dari makanan pokok nasi/kentang/ubi/singkong/mie/roti) dan protein (diperoleh dari lauk pauk).
Selain itu, yang harus dipenuhi lainnya oleh tubuh adalah minum, mulai dari berbuka puasa sampai dengan sahur dianjurkan untuk minum 7-8 gelas.
Di sisi lain, gorengan seperti bakwan, tahu isi, dan sejenisnya selalu menjadi menu favorit masyarakat Indonesia untuk berbuka puasa. Nurul mengatakan, gorengan didominasi oleh tepung (karbohidrat) dan minyak (lemak). Contohnya, bakwan goreng yang dalam satu porsinya mengandung hampir setara dengan 7-8 sendok nasi.
“Biasanya kita berbuka dengan banyak makan gorengan, misal sehabis makan bakwan, kita makan tahu isi dan lainnya. Sehingga, kalorinya sudah sama dengan setara dengan sepiring nasi, sayur, dan lauk pauk. Efeknya akan kenyang, karena secara kalori sudah memenuhi untuk sekali makan.
Namun dari segi nutrisi, ini tidak seimbang karena sedikit sekali proteinnya. Apakah ada vitamin dan mineralnya? Ada, tetapi juga sangat sedikit,” katanya.
Baca Juga: SPBU Jalur ke Dieng dari Banjarnegara, Nomor 6 Jadi Terluas Se-Kabupaten
Oleh sebab itu, jika seseorang sudah makan 2-3 gorengan lalu ditambah makan nasi beserta lauk pauknya, hal ini akan memengaruhi staminanya selama berpuasa.
Badan akan terasa lemas karena sudah merasa kenyang namun nutrisinya tidak terpenuhi. Tidak hanya itu, massa ototnya akan turun, lebih mudah sakit, dan loyo. Selain itu, bagi sebagian orang yang menjaga berat badan menjadi lebih sulit untuk menurunkan berat badannya. Semoga bermanfaat.***