Usai diizinkan PP MAJT, tiga Pustakawan tersebut kembali memasuki museum dan mengambil tiga manuskrip, berupa kitab kuno nadzam karya Kiai Rifai Kalisalak, Minhajul Qawim dan Babad Jawi-Arab.
“Bila penyelamatan atas tiga naskah kuno ini selesai, akan kami kembalikan segera, dan kami akan mengambil kitab-kitab kuno lainnya, agar penyelamatan cepat tuntas,” jelasnya.
Budi Wahyono menegaskan, Dinas Arpus Jateng selama ini memprogramkan pelestarian naskah kuno untuk masyarakat, baik lembaga maupun perorangan, yang salah satu Museum MAJT Semarang.
Ditegaskan, kondisi fisik 30 manuskrip di Museum MAJT, sebagian besar kusam, posisi kertas yang semula tegak kini melengkung dan berdebu meskipun tersimpan dalam kaca.
Baca Juga: Izin Operasional 23 Perguruan Tinggi Dicabut, Terbukti Lakukan Praktik Terlarang
Pihaknya memiliki dua cara penyelamatan yakni, menyelamatkan secara fisik kertas melalui konservasi dan penyelamatan informasi yang tertulis dalam kertas melalui alih media digital.
Proses kerja penyelamatan fisik berupa penjilidan ulang, menambal kertas-kertas yang sobek sebagai proses konservasi. Mengingat kertas tersebut berusia ratusan tahun.
Misalnya kertas Eropa, yang dapat diketahui usianya dari watermaks yang terdapat dalam kertas tersebut.
Sekretaris MAJT Drs KH Muhyiddin, MAg menyampaikan terima kasih kepada Perpustakaan Nasional RI dan Dinas Arpus Jawa Tengah yang telah membantu pelestarian dan penyelamatan atas kitab-kitab kuno Nusantara yang menjadi koleksi Museum MAJT.