Proyeksi Kenaikan Suhu di Indonesia, Salah Satu Dampak Terburuknya Kemarau Basah, Begini Penjelasan BMKG

11 Juli 2022, 09:21 WIB
Ilustrasi Suhu Bumi. (Pixabay.com) /

BANJARNEGARAKU.COM - Beberapa wilayah Indonesia terancam kenaikan suhu permukaan lebih dari satu derajat celcius pada periode 30 tahun mendatang.

Apa penyebab kenaikan suhu, daerah mana saja di Indonesia yang diprediksi terjadi kenaikan suhu, serta dampak terburuk akibat kenaikan suhu tersebut?

Sebagaimana yang dirasakan saat ini, meski telah memasuki musim kemarau, namun masih terjadi turun hujan, bahkan terjadi bencana hidrometeorologi di Indonesia.

Baca Juga: Hitungan Dasar Hukum Alam Sri, Lungguh, Dunya, Lara, Pati, Begini Selengkapnya

Berikut penjelasan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait kenaikan suhu di beberapa wilayah di Indonesia selengkapnya melansir akun instagram resmi BMKG @ infobmkg, berikut penjelasan selengkapnya.

Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, kenaikan suhu terjadi pada skala global, di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Jadi, ini kejadian yang bukan hanya terjadi di Indonesia.

Baca Juga: Sedulur Papat Limo Pancer, Kakang Kawah Adi Ari-ari, Memahami Makna Asal Usul Manusia, Berikut Selengkapnya

Penyebab kenaikan suhu terutama akibat meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca seperti CO2 di atmosfer yang menyebabkan terperangkapnya lebih banyak panas dari radiasi matahari di dalam atmosfer bumi.

"Penyebab utamanya demikian", katanya.

Selain CO2, ditambahkannya, penyebab lainnya akibat aktivitas manusia, misalnya, terutama penggunaan energi fosil, yang mengakibatkan adanya emisi CO2 dan meningkatkan konsentrasi S2 di atmosfer.

Baca Juga: Orang Jawa Pasti Tau Ini! Pakem Hitungan Dasar Hukum Alam Sri, Lungguh, Dunya, Lara, Pati

Sementara itu, hijau daun yang ada di hutan-hutan, tanaman-tanaman yang berfungsi klorofilnya. Berfungsi mengubah CO2 menjadi O2 kembali, jadi memulihkan.

"Untuk pemulihan menjadi O2 kembali itu, hijau daun sudah banyak berkurang. Akibat penebangan, penggundulan hutan, sehingga sumber gas rumah kaca meningkat, kemudian sarana untuk mengubah kembali ke O2 makin berkurang," terangnya.

Bisa juga sumbernya dari polusi, seperti trasportasi, polusi industri. Utamanya dari kegiatan tersebut.

Baca Juga: Kalian Punya Keris? Begini Cara Menghitung Pengaruh Keris Menggunakan Jari, Versi Padepokan Carang Seket

Menyinggung tentang daerah mana saja di Indonesia yang diprediksi terjadi kenaikan suhu, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa dari catatan BMKG, kenaikan suhu terjadi terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

Namun, sangat bervariasi, tidak seragam laju intensitas kenaikannya.

"Sebagai contoh, laju peningkatan suhu permukaan atau suhu udara tertinggi di stasiun Meteorologi di Kota Samarinda dengan laju 0,5 derajat celcius per 10 tahun, sedangkan anomali suhu udara periode 1981-2010, " urainya.

Baca Juga: Jenis Keris yang Beredar di Masyarakat, Mulai dari Isi, Macam dan Kategori Keris

Rata-rata per stasiun pada Bulan Juli 2022 yang diperoleh dari 86 stasiun pengamatan BMKG menunjukkan anomali positif atau lebih panas,

rata-rata dari klimatologinya terjadi di wilayah Indonesia tengah ke timur, dengan anomali maksimum tercatat di Stasiun Meteorologi Umbu Mehang, Sumba Timur.

"Anomalinya sudah 1,2 derajat celcius di atas rata-rata suhu udara di tahun 1981-2010, di atas rata-rata 30 tahun. Ini anomali yang tertinggi, " katanya.

Baca Juga: Revitalisasi Bahasa Daerah, Balai Bahasa Provinsi Jateng Gelar Pelatihan Guru Utama Bahasa Jawa

Anomali berbeda-beda setiap daerah, tergantung kondisi lokal. Seperti sering terjadinya Karhutla, tutupan lahan, hijau lahannya sudah semakin berkurang atau lahan terbukanya.

"Aktivitas manusia dengan menggunakan energi fosil itu intensif di sana, itu bisa berpengaruh. Jadi, sangat tergantung pada karakteristik lokal dan kondisi topografi setempat, " urainya

Apakah topografinya memungkinkan untuk terjadinya hujan? Sehingga kelembaban itu bisa terpengaruh.

Baca Juga: Sinopsis FILM HOROR Ivanna, Kisah Teror Hantu Noni Belanda, Akan Tayang di Bioskop 14 Juli 2022

Selain kelembaban, ditambahkan Dwikorita Karnawati, kecepatan dan arah angin, itu juga dikontrol oleh topografi ataupun kondisi tubuh air yang ada di sekitar.

Sementara itu, terkait dampak terburuk akibat kenaikan suhu, BMKG menyatakan sejumlah hal, baik bagi tubuh manusia maupun dampak bagi lingkungan sekitar.

"Terutama tubuh ini menjadi tidak nyaman, terlalu panas. Di Indonesia tidak terjadi, tapi misal di Benua, ada gelombang panas. Itu sangat panas, bisa buat kita dehidrasi, rasa pusing seperti mau pingsan," jelasnya.

Baca Juga: Viral! Ruang Aula di Batur Banjarnegara Dipenuhi Daging Kurban, Berikut Selengkapnya

Kondisi tiap orang berbeda-beda. Kalau suhu sampai 40 derajat celcius lebih, rasanya seperti mau jatuh, dehidrasi. Artinya, tidak nyaman untuk tubuh kita. Itu yang dirasakan oleh tubuh kita.

Dampak bagi lingkungan, adanya kenaikan suhu mengakibatkan sering terjadi badai tropis. Karena itu tidak hanya suhu permukaan saja yang meningkat, juga suhu muka air laut.

Di perairan Indonesia, kenaikannya itu sudah melampaui 2 derajat celcius. Bahkan, ada beberapa wilayah mencapai 3 derajat celcius. Yang rata-rata 25-26 derajat celcius.

Baca Juga: Amalan Agar dapat Memiliki Keturunan, Ini Penjelasan Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket

"Saat terjadi badai tropis, itu suhunya bisa mencapai 30 derajat celcius. Jadi, kenaikan suhu secara lokal bisa mengakibatkan tekanan di zona yang tinggi itu lebih rendah dari sekitarnya, " katanya.

Sehingga, lanjutnya, akan terjadi sirkulasi siklonik dan itu mengakibatkan bisa berkembang menjadi badai tropis, yang disertai dengan angin kencang, kilat petir, hujan lebat.

"Dan sekarang ini, musim kemarau kita masih ada hujan lebat dan ada banjir, ada longsor di musim kemarau. Itu yang disebut kemarau basah, " terangnya.

Baca Juga: Legenda Desa Berta Susukan Banjarnegara, Dijelaskan Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket

Kenapa terjadi kemarau basah? Karena, penguapan air itu masih terus terjadi akibat suhu di laut, tepatnya di muka air laut itu juga hangat. Lebih tinggi dari sebelumnya.

Jadi, dampak untuk lingkungan semakin potensi meningkatnya kejadian ekstrem. Cuaca ekstrem, badai tropis, anomali iklim, bisa terjadi. Bahkan juga, selain badai tropis disisi lain kemarau yang panjang.

"Kayak Indonesia ini kan topografinya sangat beragam dan luas, sehingga bisa sangat kontradiktif dan bencana hidrometeorologinya akan semakin sering terjadi," terangnya.

Baca Juga: Seberapa Jawa Kamu! Nggrumut, Arti dan Kalimat Berbahasa Jawa

Dwikorita Karnawati mengiyakan bahwa ada kaitannya salju abadi yang meleleh dan cakupannya semakin kecil dengan dampak yang ditimbulkan akibat kenaikan suhu.

"Tinggal satu persen luasannya. Ada kaitannya dengan itu, dampaknya semakin melelehnya salju abadi, baik di Jaya Wijaya ataupun kutub," katanya.

Baca Juga: Pengertian Tangkisan pada Pencak Silat, Latihan Soal PJOK Kelas 6 SD MI Semester 1 Beserta Kunci Jawaban

Berikutnya dapat berdampak pada kenaikan muka air laut bila salju meleleh. Ada sebagian pula, ada yang tergenang. Jadi, area luas daratan menjadi berkurang. Meskipun lambat tapi terus terjadi.

Pihknya berharap, proyeksi-proyeksi seperti ini bukannya menjadikan ketakutan. Namun, ada langkah nyata untuk lingkungan. ***

Editor: Dimas D. Pradikta

Sumber: Instagram @infobmkg

Tags

Terkini

Terpopuler