Tak Hanya Muslim, Umat Kristen Palestina Jadi Korban 'Kejahatan' Penjajah Israel

29 Desember 2023, 08:11 WIB
Potret Gereja Makam Kudus yang kuncinya dijaga keluarga Joudeh /Gambar oleh Anna Sulencka dari Pixabay

BANJARNEGARAKU.COM - Ternyata tak hanya umat Islam yang menjadi korban dari apa yang disebut dengan kejahatan oleh ekstrimis Yahudi Israel, umat Kristen yang mengakar di Palestina juga telah menjadi korban.

Umat Kristen di tanah Palestina, yang telah berakar selama lebih dari 2.000 tahun, menghadapi berbagai tantangan yang melampaui konflik di Jalur Gaza. Mereka tidak hanya menjadi korban pembantaian, tetapi juga sasaran pelecehan dan serangan di wilayah yang diduduki.

Diberitakan Antaranews pada Kamis 28/12 bahwa peningkatan serangan oleh pemukim Yahudi terhadap umat Kristen, tokoh agama, dan situs suci di Yerusalem Timur dalam beberapa tahun terakhir menjadi sorotan.

Baca Juga: Bupati Tiwi Hadiri Natal Pasamuan GKJ Purbalingga, Semoga Natal Membawa Damai...

Pemimpin umat Kristen dan gereja-gereja di Kota Tua Yerusalem menuduh Pemerintah Israel menutup mata terhadap serangan-serangan oleh pemukim Yahudi di situs-situs suci dan terhadap para pendeta.

Kardinal Pierbattista Pizzaballa, perwakilan Vatikan di Yerusalem, dalam pidato pada April menyatakan bahwa umat Kristen sedang mengalami peningkatan serangan, dan Pemerintah Netanyahu dianggap memperkuat mereka yang melecehkan pendeta serta menyerang properti keagamaan.

Umat Kristen Palestina, terutama pada malam Natal, telah menjadi sasaran serangan yang disebut sebagai "kejahatan kebencian" dan "terorisme." Pasukan Israel, selain menghancurkan infrastruktur di Gaza, juga menargetkan gereja dan masjid, menyebabkan korban di kalangan umat Kristen serta melakukan serangan psikologis dan fisik.

Baca Juga: Kapolri Titip Pesan ke Uskup Agung Jakarta Terkait Pilpres 2024, Saat Tinjauan Misa Natal 2023

Pengaruh kelompok ekstremis Yahudi yang mendapat dukungan dari tokoh sayap kanan pemerintahan Israel juga terasa. Pada beberapa kasus, gereja-gereja di wilayah pendudukan Palestina menjadi sasaran serangan, dan ketidakmampuan polisi untuk mencegah serangan-serangan ini menuai kritik.

Serangan-serangan terhadap umat Kristen mencakup pelecehan verbal dan kekerasan fisik. Meskipun beberapa orang Yahudi menganggapnya sebagai "tradisi Yahudi kuno yang membawa berkah," namun sebagian lainnya menyebutnya sebagai "tindakan yang tidak ada hubungannya dengan hukum Yahudi."

Mereka yang menjadi korban serangan cenderung enggan mengkonfrontasi para Yahudi fanatik yang melakukan serangan berkelompok. Mereka yang berani melawan risiko menghadapi kekerasan fisik atau serangan gas air mata.

Baca Juga: Semua Agama Mengajarkan Kebaikan dan Mengajarkan Persaudaraan, Ini Pesan Mahfud MD di Misa Natal 2023

Di Tepi Barat, terutama di Bethlehem yang dianggap sebagai tempat lahir Yesus, perayaan Natal tahun ini terasa terhenti akibat serangan Israel di Jalur Gaza.

Sejarah kota Bethlehem tidak dihiasi untuk kemeriahan Natal, sebagai bentuk solidaritas terhadap masyarakat Gaza.

Patung-patung kecil bayi Yesus ditempatkan di tengah puing-puing dan kawat berduri di gereja-gereja, melambangkan reruntuhan, sebagai ekspresi kepedulian terhadap konflik yang melibatkan umat Kristen di Palestina.***

Editor: Afif Fatkhurahman

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler