Minyak Makan Merah Dirancang untuk Anti Stunting dengan Harga Bersaing

17 Maret 2024, 12:49 WIB
Ilustrasi minyak makan merah /Pikiran rakyat/Malang

BANJARNEGARAKU.COM - Minyak makan merah adalah minyak yang berasal dari pengolahan dasar kelapa sawit tanpa pengolahan lanjutan. Presiden Joko Widodo pada Kamis 14 Maret 2024 meresmikan sebuah pabrik minyak makan merah di Kabupaten Deli Serdang. 

Pabrik ini menjadi pabrik pertama yang memproduksi minyak merah di Indonesia. Sementara produsen lain ada namun belum dalam bentuk pabrikan yang terstandar Good Manufacturing Product (GMP). 

Perbedaan yang mencolok dengan minyak goreng yang sudah beredar adalah pada warnanya. Minyak makan merah berwarna kemerahan. Bukan karena ditambah pewarna makanan, namun ini adalah warna asli minyak sawit. 

Baca Juga: Lokasi dan Cara Tukar Uang Baru di Kas Keliling Bank Indonesia di Banjarnegara

Produk minyak sawit yang berwarna jernih terjadi karena sudah mengalami proses pemucatan. Proses pemucatan (bleaching) adalah proses penghilangan komponen warna coklat seperti karotenoid dan tokoferol. Proses ini juga bertujuan untuk menyerap sebagian warna, gum, dan logam yang terkandung pada CPO. 

Minyak merah justru tetap mempertahankan keaslian warna merah dari warna asli buah sawit. Pigmen warna merah mengandung karotenoid dan zat besi yang menyehatkan.

Perbedaan minyak makan merah dan minyak goreng

Meskipun sama bisa dimakan dan sama bisa untuk menggoreng, ada perbedaan lain selain warna pada kedua produk yang berasal dari tandan buah sawit (Elaeis guineensis Jacq.). 

Baca Juga: Badan Sehat dengan Puasa, Inilah Manfaat Puasa, Salah Satunya Kurangi Gejala Depresi

Minyak makan merah dan minyak goreng memiliki perbedaan sebagai berikut. 

Minyak makan merah memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi, seperti asam lemak bebas, karotenoid, dan zat lainnya. Minyak goreng biasa memiliki kandungan nutrisi yang lebih rendah karena melalui proses pemurnian lanjutan.

Dari cara pembuatan, minyak makan merah dibuat dari ekstrak buah kelapa sawit tanpa proses pemurnian lanjutan. Sementara minyak goreng biasa melalui proses pemurnian lanjutan, termasuk pengolahan kimia atau alkali dan/atau pengolahan fisik.

Baca Juga: Tahukah Kamu? Ternyata Ada Negara dengan Durasi Puasa Terlama, Simak Daftar Negara Berikut Ini...

Pada segi penampakan, minyak makan merah terlihat lebih keruh dibanding minyak goreng biasa. Minyak goreng alami memiliki rona merah karena tingkat pigmen beta-karotennya. Namun, minyak goreng kehilangan beta-karoten setelah proses pemurnian dan menjadi kuning bening seperti minyak nabati.

Karotenoid merupakan senyawa kimia yang memberi warna alami pada buah dan sayuran. Senyawa ini masuk dalam keluarga antioksidan yang bisa melindungi manusia dari jenis risiko penyakit dan meningkatkan sistem kekebalan dalam tubuh.

Jika dibandingkan dengan minyak sawit pada umumnya, minyak merah mengandung 50% asam lemak jenuh, 40% asam lemak tak jenuh, dan 10% asam lemak jenuh ganda.

Baca Juga: Anak TK di Banjarnegara Terima Pendidikan Tertib Lalu Lintas, Ini Selengkapnya

Bahkan, nutrisi yang dimiliki minyak sawit merah menjadikannya sebagai salah satu minyak paling bergizi dan sumber karoten alami terkaya, seperti alfa-karoten, beta-karoten, dan likopen. 

Kekayaan nutrisi inilah yang membuat pemerintah ingin mempopulerkan minyak makan sawit merah sebagai salah satu minyak makan yang bisa mengurangi stunting (tumbuh kerdil). 

Selain warna merahnya, karakteristik minyak merah yaitu bau yang menyengat. Tanpa pengolahan apapun, pemanfaatan minyak ini sangat terbatas untuk kegiatan di dapur.

Baca Juga: Jangan Lakukan Hal Ini Jika Tidak Ingin Batal Puasa

Neil Blomquist adalah chief commercial officer untuk Natural Habitats (Rotterdam, Belanda), pemasok minyak sawit organik dari Ekuador dan Afrika Barat. Dia menggambarkan minyak sawit merah dalam bentuk mentahnya memiliki rasa yang sangat kuat. Ini sangat menyengat dan memiliki bau seperti jamur yang terlalu matang.

Perbedaan dari segi harga

Minyak makan merah yang tidak terlalu banyak pengolahan diharapkan bisa mengurangi biaya produksi. Akibatnya harga minyak makan merah bisa lebih murah daripada minyak sawit yang mengalami pengolahan lanjut. Pemerintah ingin minyak makan merah dijual dengan harga bersaing. 

Menurut Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki, pabrik ini merupakan yang pertama di Indonesia yang menghasilkan minyak makan merah baru. Pabrik di Deli Serdang akan menjadi salah satu dari tiga proyek percontohan minyak makan merah yang bekerja sama dengan PTPN II.

"Kami bertekad untuk menjamin kelangsungan pasokan minyak goreng yang sehat dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat," ujarnya seperti dilansir dari Pikiran Rakyat. 

Baca Juga: Google Family Link Bisa Jadi Aplikasi Kontrol HP Anak. Berikut Penjelasan Lengkapnya

Teten juga memastikan bahwa distribusi minyak makan merah akan diawasi secara ketat hingga bisa sampai ke pelosok daerah terutama sampai ke warung-warung eceran yang bisa dijangkau masyarakat. 

Selain itu, Teten juga menjelaskan bahwa awalnya minyak makan merah diharapkan dapat dijual dengan harga sekitar Rp 12 ribu per liter secara nasional termasuk di kawasan Jawa Barat dan Bandung Raya. Namun, saat ini, harga minyak makan merah berada di kisaran Rp 15 ribu per liter, mengikuti perkembangan harga kelapa sawit. 

"Namun, karena proses produksinya lebih efisien dan terintegrasi dengan baik, serta memiliki sistem terpadu antara lahan dan pusat produksi di pabrik, maka harga minyak makan merah akan tetap lebih rendah daripada harga minyak goreng biasa di pasaran," tambahnya.

Baca Juga: Porsche GT3 Seharga Rp8,9 Miliar di Showroom PIK2 Ditabrak Mobil Xpander, Begini Spesifikasinya....

Dari sisi petani, presiden Joko Widodo mengharapkan produksi Minyak Makan Merah ini adalah bentuk hilirisasi produksi minyak sawit. 

“Kita ingin nilai tambah itu ada di dalam negeri. Oleh sebab itu, kita bangun pabrik minyak makan merah, ini yang pertama kali dan ini kita harapkan dapat memberikan nilai tambah yang baik bagi para petani sawit, utamanya yang sudah dalam bentuk koperasi. Jadi, harga TBS (tandan buah segar) tidak naik dan turun karena di sini semuanya diolah menjadi barang jadi yaitu minyak makan merah,” ujar Presiden Joko Widodo.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi menjelaskan, salah satu keunggulan minyak makan merah ini adalah harganya yang lebih kompetitif dibandingkan minyak goreng pada umumnya, serta kandungan vitamin A dan E yang tetap terjaga. Hal ini, menurut Presiden, menjadikan produk ini tidak hanya sehat tetapi juga ekonomis bagi masyarakat.***

 

Disclaimer: Beberapa bagian artikel telah tampil di Pikiran-rakyat.com dengan judul "Berapa Harga Minyak Makan Merah di Bandung? Lebih Murah dari Minyak Goreng Curah"

 

Editor: Aris BRAVE

Sumber: Pikiran Rakyat Setneg

Tags

Terkini

Terpopuler