Oleh karena itu, RA Kartini mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan di sebuah sekolah Belanda.
Hal tersebut menjadikannya fasih berbahasa Belanda, sekaligus membuatnya terpapar beragam bacaan terkait pemahaman-pemahaman Barat.
Baca Juga: KPU Banjarnegara Sosialisasikan Jumlah Dapil dan Alokasi Kursi pada Pemilu 2024, Ini Selengkapnya
Selain itu, pandangan RA Kartini terkait kesetaran hak perempuan juga dipengaruhi oleh Mevrouw Ovink-Soer, istri dari seorang pejabat Belanda.
Dilansir pula dari Encyclopaedia Britannica, RA Kartini selalu menuangkan pemikiran-pemikirannya melalui tulisan.
Tulisan-tulisannya dimuat oleh salah satu publikasi majalah perempuan di Belanda, yakni De Hoandsche Lelie.
Baca Juga: Terbaru! Pantau Arus Mudik di Tol Melalui CCTV dengan Handphone
Dalam surat-suratnya, RA Kartini mengungkapkan keprihatinannya atas penderitaan pribumi di bawah kolonial Belanda, serta peran terbatas perempuan-perempuan pribumi.
Selain itu, surat-surat yang ditulis RA Kartini juga menjadi simbol penting bagi gerakan kesetaran hak perempuan.
RA Kartini pun memutuskan untuk mengabdikan hidupnya sebagai teladan untuk emansipasi perempuan di tanah air.