Network
BANJARNEGARAKU.COM - Melihat aksi KKB Papua yang masih menahan pilot Susi Air masih sandera hingga kini telah terhitung 3 bulan sejak 7 Februari 2023. Amarah Susi Pudjiastuti yang tak terbendung hingga menangis akibat kejadian ini.
Sedangkan Pilot bernama Captain Philip Merthens disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, terdapat rekaman Susi Pudjiastuti marah ke KKB Papua berikan tamparan keras.
Baca Juga: Bupati Tiwi : Membuat Inovasi Harus Jadi Kebiasaan Tiap OPD
Diketahui, sebelumnya diberitakan KKB secara brutal membakar pesawat Susi Air, Philip Merthens membawa lima penumpang dengan pesawat nomor registrasi PK-BVY dan mendarat di Bandar Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua.
Dilansir Banjarnegaraku.com dari Portal Nganjuk pada 8 Mei 2023, Amarah Besar Susi Pudjiastuti hingga Menangis atas Aksi KKB Papua: Saya Bom Semua Sendiri, Saya Marah!
Dalam video yang disebar KKB di media sosial, awalnya meminta Indonesia mengakui Papua untuk merdeka sudah sejak lama referendum tersebut berdengung pada Presiden dahulu hingga sekarang namun Indonesia tolak kemerdekaannya.
Hal ini diperkuat sejak zaman dahulu, dikutip dari situs un.org (08/05/2023) termasuk Non-Self Governing Territory adalah masyarakat yang belum mencapai syarat penuh untuk membentuk pemerintahan sendiri.
Bisa dilihat KKB juga telah lama berdiri sekitar pada bulan Desember 1963, mereka banyak mendapatkan catatan laporan merah dengan kriminal saparatisme bersenjata.
Penyanderaan Pilot Susi Air oleh KKB
KKB dari tahun ke tahun sampai sekarang melakukan kejahatan sangat kejam berulang kali terhadap warga sipilnya maupun pekerja - turis yang bekerja disana melakukan sandera.
Baca Juga: Kecamatan Karangreja Persiapkan Dampak Kemungkinan Musim Kemarau
Inilah bentuk aksi KKB yang seenaknya sendiri, dengan maksud tujuan KKB agar Papua segera dibebaskan yakni melakukan penyanderaan pilot Susi Air, KKB menunjukkan termasuk terkait foto dan video, yang memperlihatkan sang pilot ketika disandera.
Dikabarkan juga pada bulan lalu dalam pengoperasiannya oleh Panglima TNI sebanyak 36 prajurit diterjunkan, namun operasinya diketahui KKB dan terjadilah penyerangan KKB menggunakan perempuan dan anak-anak sebagai tameng.
Melihat pilotnya disandera berbulan-bulan, berita tersebut langsung terdengar Susi Pudjiastuti sangat marah besar dan menangis, ia sempat mengatakan apa salahnya terhadap Papua.
Baca Juga: Pemkab Purbalingga Kirim 6 Program untuk Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2023
Dalam pengakuannya Susi Pudjiastuti mengatakan ia sangat senang membantu dengan ikhlas kepada warga Papua memberikan bantuan sembako dan menyekolahkan.
Pembicaraan itu berlangsung karena pendeta Philip menghubungi Susi Pudjiastuti, seperti yang dingkapkan melalui akun Twitternya, dilansir Banjarnegaraku.com dari Portal Nganjuk.
"Saya bicara dengan Bapak, saya nangis karena marah. Tidak adil, kalian tidak adil kepada saya," kata Susi, dilansir suarajayapura.com dari Tik-Tok @popularitas.com pada Senin, 8 Mei 2023.
Baca Juga: Ratusan Orang Rela Antre di Halaman GRIS Semarang Menunggu Pengobatan dari Ida Dayak, Ternyata...
"Saya perempuan sendiri cari makan untuk menghidupi ratusan ribu orang kalian aniaya itu, marah saya Pak Phil," tambah Susi.
Merespons perkataan Susi, Philip hanya bisa prihatin atas penyanderaan yang dilakukan KKB, Ia juga menyampaikan permintaan maaf atas kejadian tersebut.
Hingga tokoh Gereja Papua dalam unggahan video viral beredar di TikTok untuk menyampaikan pesan kepada Presiden Jokowi untuk pertama tarik semua pasukan non organic dari Papua dan pemimpin gereja di pedalaman membantu bertindak.
Baca Juga: 50 Bakal Calon Anggota DPRD Kabupaten Banjarnegara Serahkan Berkas Pendaftaran
Dan akan mendampingi untuk bertindak membicarakan bersama pemimpin KKB, Egianus Kagoya, sempat juga Susi Pudjiastuti ingin bernegoisasi bersama TNI dan Polda namun setelah itu prajuritnya malah ditembak oleh KKB.
"Itu kan apa, katanya mau negosiasi tapi kalian bunuh putra-putra bangsa. Saya jadi lebih marah lagi. Mau diambil apa? Sementara orang lain yang cari untung saja di Papua kalian biarkan," kata Susi Pudjiastuti.***
