MAKI Protes karena Beli Barang Impor di Bawah 100 Dollar Dilarang Pemerintah

- 19 Agustus 2023, 09:43 WIB
Ilustrasi perdagangan e-commerce crossborder di bawah USD 100 yang akan dilarang pemerintah
Ilustrasi perdagangan e-commerce crossborder di bawah USD 100 yang akan dilarang pemerintah /Brave/2725881 / pixabay

Menurutnya, bisnis ini (pengiriman melalui udara) adalah penopang utama sektor logistik, airlines, pergudangan, kurir dan trucking. Bahkan pada saat pandemi, maskapai nasional masih dapat terus beroperasi karena mengangkut cargo crossborder. Pada saat larangan mengangkut penumpang berlaku, sektor ecommerce crossborder dan logistiknya telah menyelamatkan maskapai angkutan udara. 

Baca Juga: Bawaslu Umumkan Anggota Bawaslu Terpilih di 35 Kabupatanen Kota se Jawa Tengah, Berikut Daftar Lengkapnya

Kegiatan crossborder juga telah berkontribusi besar pada pemulihan perekonomian negara. Salah satunya melalui export crossborder UMKM ke 6 negara ASEAN. Industri logistik di Indonesia saat ini juga menjadi sektor paling tinggi pertumbuhannya, berdasarkan hasil BPS untuk triwulan 1 2023 sebesar yoy 15,93%.

"Kementerian harus cermat membedakan antara crossborder dan barang impor yang telah dijual lokal," tunjuk Boyamin pada kementrian tanpa menjelaskan kementerian yang mana. 

Disinilah letak masalahnya, yaitu (kekeliruan) persepsi crossborder adalah pembunuh UMKM. Padahal sejatinya, importasi tidak terkontrol atau black market adalah musuh utama UMKM.

Kebijakan pelarangan tanpa diiringi dengan pengawasan, tidak akan efektif. Apalagi rencana mematikan crossborder yang transparan dan patuh pajak tentu akan secara tidak langsung mengarahkan semua importasi menjadi sulit dikontrol dan cenderung ilegal. Sejatinya musuh bersama penyebab bangkrutnya UMKM dan industri lain sejak dulu adalah importasi ilegal atau black market yang berakibat predatory pricing dll. 

Baca Juga: Semarak! 16 Talent Day Ramaikan Karnaval HUT ke-78 RI dan Musycab Muhammadiyah Aisyah Gombong

Mendukung pernyataannya, Boyamin mengutip hasil kajian Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Jakarta. Menurut peneliti INDEF, Wahyu Askara pada keterangan resminya 8 mei 2021, platform lokal ecommerce menjual 90% barang import. 

Hal ini telah disebut juga dalam banyak kajian, tanpa ada yang mempertanyakan apakah importasinya sesuai aturan dan terdaftar. "Deskripsi barang, kuantiti, hs code (apakah) sudah sudah sesuai layaknya importasi crossborder? (Jika tidak) ini tentu lebih berbahaya daripada jalur resmi yang accountable seperti crossborder," MAKI mempertanyakan. 

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: berbagai sumber MAKI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah