Dr. Daryono menjelaskan, pihaknya menyoroti potensi gempa megathrust di selatan Jawa, ternyata terdapat tiga segmen megathrust di Samudra Hindia bagian selatan Jawa, masing-masing dengan potensi magnitudo M8,7. Namun, dia menegaskan bahwa magnitudo gempa yang disampaikan adalah potensi skenario terburuk dan bukan prediksi yang pasti.
Baca Juga: Jadwal Tarling Forkopimda dan OPD Kabupaten Banjarnegara Ramadhan 1445 H, Senin 18 Maret 2024
Musti dilakuakan sebuah penelitian lebih lanjut, dalam menghadapi ketidakpastian kapan gempa terjadi, Dr. Daryono mengajak semua pihak untuk melakukan upaya mitigasi. Ia mengingatkan bahwa zona megathrust di selatan Jawa telah beberapa kali mengalami aktivitas gempa besar dan dahsyat dalam sejarah, dengan magnitudo antara 7,0 hingga lebih dari 8,0.
Selanjutnya, belum ada catatan mengenai gempa dengan kekuatan lebih dari 9,0 di wilayah tersebut. Pada tahun 2017, Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia mencatat adanya tiga segmen megathrust di Samudra Hindia bagian selatan Jawa, yakni Segmen Jawa Timur, Segmen Jawa Tengah-Jawa Barat, dan Segmen Banten-Selat Sunda.
Ketiga segmen ini memiliki magnitudo tertarget sebesar M8,7. Namun, melalui skenario model, diperkirakan bahwa jika dua segmen megathrust tersebut bergerak secara bersamaan, magnitudo gempa yang terjadi bisa jauh lebih besar dari 8,7. Penyampaian magnitudo gempa tersebut mencerminkan potensi skenario terburuk (worst case) dan bukanlah prediksi yang akan terjadi dalam waktu dekat.
Oleh karena itu, tidak ada yang dapat memastikan kapan gempa akan terjadi. Dalam menghadapi ketidakpastian tersebut, upaya mitigasi harus dilakukan oleh semua pihak.
Data monitoring dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa zona megathrust di selatan Jawa memang sangat aktif, seperti yang tercermin dalam peta aktivitas kegempaannya (seismisitas).
Sejak tahun 1700, zona megathrust di selatan Jawa sudah beberapa kali mengalami aktivitas gempa besar dan dahsyat. Gempa-gempa besar dengan magnitudo antara 7,0 hingga 7,9 telah terjadi sebanyak delapan kali sejak tahun 1700.
Beberapa di antaranya adalah pada tahun 1903 (M7,9), 1921 (M7,5), 1937 (M7,2), 1981 (M7,0), 1994 (M7,6), 2006 (M7,8), dan 2009 (M7,3).