Malam SATU SURO, Malam yang Dikeramatkan.. Begini Kisahnya Menurut Sejarah Jawa

- 21 Juli 2022, 18:05 WIB
Malam SATU SURO, Malam yang Dikeramatkan.. Begini Kisahnya Menurut Sejarah Jawa
Malam SATU SURO, Malam yang Dikeramatkan.. Begini Kisahnya Menurut Sejarah Jawa /Pexels

Maka tahun 931 H atau 1443 tahun Jawa baru, yaitu pada jaman pemerintahan kerajaan Demak, Sunan Giri II telah membuat penyesuaian antara sistem kalender Hijriyah dengan sistem kalender Jawa pada waktu itu.

Baca Juga: Hitungan Dasar Hukum Alam Sri, Lungguh, Dunya, Lara, Pati, Begini Selengkapnya

Sultan Agung menginginkan persatuan rakyatnya untuk menggempur Belanda di Batavia, termasuk ingin menyatukan pulau Jawa.

Sultan Agung Hanyokrokusumo ingin menyatukan kelompok santri dan abangan.

Pada setiap hari Jumat legi, dilakukan laporan pemerintahan setempat sambil dilakukan pengajian yang dilakukan oleh para penghulu kabupaten, sekaligus dilakukan ziarah kubur dan haul ke makam Ngampel dan Giri.

Baca Juga: Kenali Karakter Manusia Berdasarkan Hari Pasaran Jawa, Ini Penjelasan Suhu Padepokan Carang Seket

Akibatnya, 1 Muharram (satu suro Jawa) yang dimulai pada hari Jumat legi ikut-ikut dikeramatkan pula, bahkan dianggap sial kalau ada orang yang memanfaatkan hari tersebut diluar kepentingan mengaji, ziarah, dan haul.

Kegiatan malam satu suro, tepat pada pukul 24.00 saat pergantian tahun Jawa, diadakan secara serempak di Kraton Ngayogyakarta dan Surakarta Hadiningrat sebagai pusat kebudayaan Jawa.

Baca Juga: Kalian Punya Keris? Begini Cara Menghitung Pengaruh Keris Menggunakan Jari, Versi Padepokan Carang Seket

Acara malam satu suro di Kraton Surakarta dipimpin oleh Kebo Bule Kyai Slamet sebagai Cucuking Lampah.

Halaman:

Editor: Dimas D. Pradikta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x