Unik! Antisipasi Merebaknya PMK, Peternak Intensif Jaga Sanitasi dan Beri Pakan Tambahan Berupa Ramuan

14 Mei 2022, 23:14 WIB
Unik! Antisipasi Merebaknya PMK, Peternak Intensif Jaga Sanitasi dan Beri Pakan Tambahan Berupa Ramuan /Teguh/Banjarnegaraku

BANJARNEGARAKU - Mengantisipsi merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) masuk ke daerahnya, sejumlah peternak sapi di Desa Dermasari, Kecamatan Susukan, Banjarnegara melakukan sejumlah terobosan antisipatif.

Selain intensif menjaga sanitasi ternak sapi, kandang dan tempat pakan, sejumlah peternak memberi pakan tambahan berupa ramuan air degan (kelapa muda) yang dicampur garam dapur.

Merebaknya PMK dibeberapa daerah, peternak sapi melakukan langkah antisipasi tersebut guna untuk pencegahan.

Baca Juga: Kades Harus Memiliki Tenaga Pengadministrasi yang Jago IT, Ini Kata Bupati Purbalingga

Sebagaimana diketahui, episentrum PMK yang menyerang di tahun 2022 berasal dari empat wilayah di Jawa Timur yakni, Gresik, Mojokerto, Lamongan dan Sidoarjo.

Pemprov Jateng telah menyiapkan tim khusus untuk menekan penyebaran PMK ini. Beberapa langkah juga sudah disiapkan, salah satunya karantina bagi hewan terjangkit.

Pengendalian Penyakit PMK dapat dilakukan untuk menghambat penyebaran penyakit yang menular sangat cepat dan sangat sporadis pada hewan ternak.

Baca Juga: Pemprov Jateng Himbau Masyarakat Agar Lapor Jika Ada Ternak Terindikasi Kena PMK, Begini Selengkapnya

Penyakit PMK sangat menjadi momok bagi dunia peternakan. Melihat kondisi seperti ini, sejumlah peternak berusaha mencari cara pengendalian penyakit PMK. Sebelum terlambat dan merebak.

Sebagaimana yang dilakukan Kamisan, peternak sapi Warga Desa Dermasari RT 05 RW 01, Kecamatan Susukan, Banjarnegara, mengantisipsi merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) masuk ke daerahnya.

Baca Juga: Tangkal Penyakit Mulut dan Kuku, Pemprov Jateng Bentuk Unit Reaksi Cepat PMK

Menurutnya, perlu antisipasi supaya tidak merebak. Dimana, kondisi sanitasi lingkungan kandang tempat memelihara ternak sapi penting dijaga kebersihannya.

Mendengar informasi merebaknya penyakit PMK, para peternak sapi lebih intensif lagi untuk menjaga kebersihan kandang, tempat pakan dan tempat minum ternaknya.

Secara rutin minimal dua hari sekali dibersihkan kandang, tempat pakan dan tempat minum maupun tubuh ternak sapi itu sendiri.

Baca Juga: Orang Jawa Pasti Tau Ini! Pakem Hitungan Dasar Hukum Alam Sri, Lungguh, Dunya, Lara, Pati

"Pada malam hari, sisa pakan dimanfaatkan untuk alas di kandang, lalu pagi harinya alas yang telah bercampur kotoran segera dibersihkan menggunakan air mengalir, " katanya.

Tempat memelihara ternak sapi sudah dibuat secara permanen, baik lokasi kandang maupun tempat pakan ternak.

"Posisi lantai kandang sengaja dibuat ada kemiringan searah dengan posisi ternak sapi berdiri ke tempat pakan. Ini baik untuk pertumbuhan badan sapi, dimana pertumbuhannya lebih kearah bagian tubuh bagian belakang atau pantat sapi. Juga memudahkan mengalirkan air saat membersihkan kandang," katanya.

Baca Juga: Sedulur Papat Limo Pancer, Kakang Kawah Adi Ari-ari, Memahami Makna Asal Usul Manusia, Berikut Selengkapnya

Tempat pakan, lanjutnya, juga dibuat permanen dicor bukan terbuat dari kayu atau bambu. Tujuannya agar tidak berisiko melukai sapi itu sendiri yang cenderung lebih agresif dan berpeluang merusak tempat pakan.

Kondisi ketercukupan sinar matahari dan sirkulasi udara di lokasi kandang juga mutlak diperhatikan. Tujuannya agar sinar matahari dapat masuk dan terjadi pergantian udara.

"Selain sanitasi kandang dan tempat pakan, sapi juga dicuci dengan air mengalir secara rutin, minimal dua hari sekali," katanya

Baca Juga: Jenis Keris yang Beredar di Masyarakat, Mulai dari Isi, Macam dan Kategori Keris

Penyemprotan menggunakan desinfektan pada kandang juga dilakukan peternak sapi. Tujuannya untuk mensterilkan kandang dari virus atau penyakit.

"Biasanya saat bongkar atau memanen ternak sapi, minimal setahun sekali saat kondisi kandang kosong, " urainya.

Pemberian pakan hijauan berupa rumput segar, seperti gajah-gajahan dan odot biasa diberikan secara rutin, yaitu

jam 5 sore dan jam 7 pagi. Sedangkan minuman berupa air yang dicampur garam sedikit dan diberikan pada jam 5 sore.

Baca Juga: Kalian Punya Keris? Begini Cara Menghitung Pengaruh Keris Menggunakan Jari, Versi Padepokan Carang Seket

"Sebagai pakan tambahan dan sebagai pengganti konsentrat biasanya ampas tahu, namun karena mahal, diberi tepung yang buat ayam goreng kentaki, setiap tiga hari sekali, " terangnya.

Ada cara unik yang dilakukan peternak sapi dalam menjaga kesehatan ternaknya. Dimana ternak sapi diberi ramuan berupa minuman yang terbuat dari air degan (kelapa muda) yang dicampur dengan garam.

Pada saat ternak sapi sakit, seperti batuk dan pilek, biasa pakai obat alami, campuran air degan dan garam ditaruh dalam botol lalu dimasukkan ke dalam mulut ternak sapi.

Baca Juga: Prediksi Soal UAS, UKK dan PAT PPKn Tema 5 kelas 2 SD MI Semester 2 Disertai Kunci Jawaban

"Pemberian obat alami akan dihentikan bila dalam tiga hari tidak kunjung sembuh, lalu memanggil mantri hewan, disuntik, biaya berkisar 150 ribu rupiah, " katanya.

Peternak biasa membeli indukan ternak sapi saat berumur 4 sampai 5 bulan dengan harga sekitar 14 sampai 15 juta rupiah.

Selang minimal delapan bulan sampai setahun, tepatnya menjelang hari raya idul adha, dijual berkisar 20 sampai 21 juta rupiah. Jenis sapi yang dipelihara seperti simetal, bramus dan ambal.

Baca Juga: Seberapa Jawa Kamu! Blirik, Blorok, Berikut Arti dan Contoh Kalimat Berbahasa Jawa

"Kepada pemerintah berharap agar turun tangan dengan memberikan penyuluhan dan pengarahan kepada peternak. Apalagi adanya penyakit PMK perlu langkah antisipatif, sebelum terlambat dan merebak, " harap peternak lainnya, Muraji Pirin yang memelihara 7 ekor sapi.

Sementara itu, Mohammad Nurudin, Perangkat Desa Dermasari, Kecamatan Susukan,Banjarnegara menyatakan selain bermatapencaharian sebagai petani, sebagian warga Dermasari juga ada yang beternak sapi. Sejumlah peternak tersebar di tiga dusun di desanya.

Baca Juga: Seberapa Jawa Kamu Ya! Arti Kata Ndhrodhog dalam Kalimat Bahasa Jawa, Saking Nesune Nganti Ndhrodhog

"Dari sekitar 63 ekor sapi dibudidayakan oleh sekitar 22 peternak sapi yang tersebar di 3 Dusun, terbanyak di Dusun Bodong, bahkan ada satu peternak yang memelihara hingga 9 ekor dalam kandangnya," ungkapnya.

Adanya penyakit PMK pihaknya berharap sementara waktu peternak jangan membeli sapi dulu sampai 2 bulan ke depan. Dikhawatirkan,hal ini akan membawa virus melalui manusia atau ternak.

"Kami mendukung upaya antisipatif para peternak sapi, dan diharap segera melaporkan bila ada tanda-tanda atau gejala terindikasi penyakit PMK tersebut," pungkasnya.***

Editor: Dimas D. Pradikta

Tags

Terkini

Terpopuler