Menelusuri Sejarah Penulisan Serat Chentini

- 15 Agustus 2023, 19:06 WIB
 Kanjeng Pangeran Panji (KPP). Edwin Soeryo Putrakusumo bersama istri KRAy. Tiara Soeryo Putrakusumo
Kanjeng Pangeran Panji (KPP). Edwin Soeryo Putrakusumo bersama istri KRAy. Tiara Soeryo Putrakusumo /Taufik Hidayat PP/

Sedangkan Raden Ngabehi (R.Ng). Sastradipura, merupakan ahli Bahasa Arab dan Ilmu Agama Islam. Beliau ditugaskan untuk naik haji dan memperdalam Agama Islam di Mekah. Setelah kembali dari Mekah Raden Ngabehi (R.Ng). Sastradipura alih asma (berganti nama) menjadi Kyai Haji Muhammad Ilhar.

Baca Juga: Parah! Polusi Udara di Jakarta Berdampak pada Orang Nomor Satu di Indonesia

Setelah ketiganya selesai menjelajah, mereka bertiga menghadap Putera Mahkota Karaton Surakarta Hadiningrat, Adipati Anom Amangkunagara III (Sri Susuhunan Paku Buwono V). Selanjutnya, Putera Mahkota kemudian memulai penulisan Serat Centhini dengan dibantu banyak narasumber sesuai dengan topiknya. 

Putera Mahkota sebagai ketua tim penulisan Serat Centhini menginginkan dalam penyampaian dongeng, kejadian dan nasihat menarik, harus diselingi dengan cerita asmara hangat supaya pembaca terkesan. Seperti pada cerita-cerita asmara hangat yang bernafaskan seksualitas (kamasutra jawa) yakni terdapat pada jilid V – IX, konon ditulis sendiri oleh ketua tim, Adipati Anom Amangkunagara III, tambah Kanjeng Raden Ayu (KRAy) Tiara Soeryo Putrakusumo istri dari Pangeran Edwin Soeryo Putrakusumo. ***

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah