Tradisi bubur suro itu, kata Yulia, sudah menjadi tradisi masyarakat setiap memasuki perayaan Tahun Baru Islam, 1 Muharam.
"Tradisi ini untuk melestarikan warisan leluhur, sekaligus wujud syukur kepada Yang Mahakuasa," kata Yulia, seperti dilaporkan kontributor "PR" Adang Jukardi.
Baca Juga: Inilah Rekomendasi 6 Aplikasi Belajar Online Gratis hingga Berbayar, Pilih Mana?
Menurut Yulia, warga bergotong-royong membuat bubur Suro dan didoakan, lalu disantap bersama. Biayanya pun dari swadaya masyarakat sekitar.
"Setelah buburnya matang dan berdoa bersama, langsung dibagikan kembali kepada masyarakat. Lalu, disantap bersama-sama," ucapnya.
Sementara itu, Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir mengapresiasi warga Cibalamoha yang sampai sekarang masih melestarikan tradisi hajat lembur dan bubur suro.
Baca Juga: 337 Juta Data Dukcapil Diduga Bocor, Begini Kata Kemendagri
"Kita punya kewajiban melestarikan nilai-nilai budaya lama yang baik. Dan, menggali nilai-nilai budaya baru yang lebih baik," ujarnya.
Menurut Dony, tradisi tersebut, sarat akan nilai-nilai luhur. ”Seperti kegotongroyongan, guyub (kompak), dan saling tolong-menolong. Semua ini relevan dengan nilai-nilai budaya Sunda.